JAKARTA, Koranmadura.com – Ketua DPR RI Puan Maharani meresmikan dua sanggar inklusi dalam kunjungannya ke Solo, Jawa Tengah pada Minggu 3 September 2023.
Kedua sanggar itu adalah Sanggar Inklusi Kinasih Wijaya, Kartasura, Sukoharjo dan Sanggar Inklusi Kasih Sayang Bunda yang lokasinya terletak di Kecamatan Mojolaban.
Pada kesempatan itu Puan didampingi Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan anggota DPR RI Johan Budi.
Saat tiba di Sanggar Inklusi Kinasih Wijaya, Puan disambut sejumlah anak berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah Wirendra yang kemudian membacakan puisi untuk Puan. Di sana, Puan mendapat puisi spesial dari anak berkebutuhan khusus (ABK).
Dalam puisinya, Wirendra mengungkapkan rasa syukur karena kini ia sudah bisa mandiri dalam menjalankan aktivitasnya berkat berbagai program inklusi. Puan mendengarkan Wirendra saat membacakan puisi sambil duduk di lantai agar bisa sejajar dengan anak laki-laki berusia 9 tahun itu.
Terlihat mata Puan berkaca-kaca ketika mendengarkan Wirendra membacakan puisi. Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu tampak terharu dan bangga melihat Wirendra membacakan puisi dengan indah, meski dalam keterbatasannya.
“Bagus sekali. Kamu sehat-sehat terus ya,” kata Puan sambil mengangkat dua jempolnya memuji penampilan Wirendra.
Setelah mendengar Wirendra berpuisi, Puan lalu mengitari lingkungan sanggar dan menyapa para orang tua anak berkebutuhan khusus yang hadir dalam peresmian. Puan juga terlihat berbincang dengan seorang anak bernama Abdul Rahman Nawawi (10) yang menderita penyakit Hidrosipalus.
Menurut Puan, penting bagi anak-anak berkebutuhan khusus mendapat perhatian dan pendampingan baik dari orang tua dan lingkungan sekitar. Dengan adanya hal itu, diharapkan bisa membantu anak berkebutuhan khusus dalam menjalani hidup sehari-harinya dengan mandiri.
“Anak-anak dengan kebutuhan khusus yang ada di sanggar inklusi adalah anak-anak kita juga, mereka adalah anak-anak Indonesia. Mereka berhak untuk turut menjadi bagian dan merasakan manfaatnya dari kemajuan Indonesia yang sedang dan akan terjadi,” ucap mantan Menko PMK itu.
Puan menilai, hadirnya sanggar-sanggar inklusi bagi ABK akan memberikan edukasi dan pemahaman bagi para orang tua dalam memberikan pola asuh yang tepat. Karena anak dengan kebutuhan khusus memiliki pendekatan dan kecakapan pada anak umum lainnya.
“Jadi kepada para orang tua yang hadir tetap semangat, kita akan bergotongroyong untuk membantu anak-anak Bapak Ibu semua. Kepada para terapis, saya sampaikan apresiasi atas kerja kerasnya selama ini dan juga perlu tetap semangat untuk ke depannya terus membantu anak-anak kita di sanggar inklusi,” tutur Puan.
Ditambahkannya, inklusi dalam pendampingan anak dengan kebutuhan khusus sangat penting, sebab makna dari inklusi ialah mengajak masuk atau mengikutsertakan. Dengan membangun lingkungan yang inklusi dan berkelanjutan, Puan berharap ABK bisa mengekspresikan dirinya di lingkungan sekitar.
“Di dalam sebuah ruang yang inklusif, kita membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang memiliki sifat terbuka yang tidak membatas-batasi, yang melibatkan semuanya,” ungkap cucu Bung Karno tersebut.
“Kita yang harus bisa memahami kebutuhan khusus mereka kita yang harus bisa menyesuaikan cara dalam memberikan pendidikan kepada mereka kita yang harus bisa beradaptasi dengan apa yang mereka perlukan dan butuhkan,” sambung Puan.
Sanggar Inklusi Kinasih Wijaya dan Sanggar Kasih Sayang Bunda memiliki pendekatan yang mengedepankan peran dari orang tua dalam mengasuh anak. Hal itu penting untuk nantinya berpengaruh pada perkembangan sikap dan mental anak berkebutuhan khusus.
Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tentunya akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengasuh anaknya. Oleh sebab itu Puan menilai diperlukan banyak dukungan bagi orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus.
“Kita semua harus bergotong royong untuk memastikan bahwa anak-anak kita yang memiliki kebutuhan khusus mendapat perhatian dan pendampingan yang khusus yang dapat membuat mereka tetap aktif dan produktif dalam kehidupan bermasyarakat,” ucapnya.
Lebih lanjut, Puan mendorong Pemerintah agar memperhatikan setiap anak berkebutuhan khusus karena mereka adalah bagian dari masa depan bangsa. Ia mengatakan Indonesia yang berlandaskan gotong royong harus berpihak terhadap warga negaranya yang membutuhkan bantuan. Termasuk kepada anak-anak yang ikut di sanggar inklusi.
“Indonesia adalah negara gotong royong dan dalam negara gotong royong maka tidak ada rakyatnya yang ditinggal, tidak ada rakyatnya yang diacuhkan,” tegas Puan.
Puan sendiri mendorong setiap kepala daerah untuk membangun sanggar-sanggar inklusi. Hal tersebut dinilai sebagai bentuk kehadiran Pemerintah terhadap anak berkebutuhan khusus. Ia pun mendukung agar di setiap Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo memiliki satu sanggar inklusi.
“Kita semua akan bergotong royong agar anak berkebutuhan khusus ini bisa berperan bagi pembangunan negara sesuai peran dan porsinya,” imbau Puan.
Dengan diresmikan kedua sanggar inklusi itu, Puan berharap akan memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi para orang tua dalam membina anak dengan kebutuhan khusus. Sehingga tidak menjadi pribadi yang tertutup dari dunia luar.
“Maka dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim saya resmikan Sanggar Inklusi Kinasih Wijaya dan Kasih Sayang Bunda,” sebut Puan. (Sander)