JAKARTA, Koranmadura.com – Pengamat politik Ari Junaedi menilai, jasa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terhadap Jokowi dan keluarganya sangat besar. Namun semua jasa itu hanya dibalas dengan air tuba.
Hal itu diungkapkan Ari Junaedi dalam sebuah wawancara podcast Tribunnews. Potongan video wawancara ini beredar luas di media sosial TikTok dan dibagikan ke berbagai grup Whats App, sebagaimana dilihat Seasal 31 Oktober 2023.
Ari Junaedi mengaku sangat mengetahui proses bagaimana dukungan yang begitu besar Megawati Soekarnoputri terhadap Jokowi. Sebab dia ikut terlibat dalam keseluruhan proses tersebut.
Diceritakan, dukungan Megawati terhadap Jokowi sudah dimulai sejak 2005. Ketika itu, Megawati Soekarnoputri mendukung Jokowi untuk maju sebagai calon wali kota pada Pemilihan Wali Kota Surakarta. Padahal, ketika itu tidak ada satu pun partai politik yang mau mendukung dia karena semua partai mematok mahar, sedangkan PDI Perjuangan tidak.
“Yang menjadi jaminan Bu Mega adalah FX Rudyatmo, Ketua DPC PDI Perjuangan Solo bahwa dia mau maju kalau berpasangan dengan seorang pengusaha mebel yang bernama Joko Widodo. Bu Mega memberi rekomendasi. Dua kali Pilwali Solo, menang,” cerita Ari Junaedi.
Kemudian Megawati membawa Jokowi ke Jakarta untuk bertarung pada Pilkada DKI Jakarta. Meskipun suami Megawati, almarhum Taufiq Kiemas tidak menyetujuinya karena dia mendukung Fuazi Bowo.
“Saya terlibat di dalamnya, jadi saya paham betul. Pak Taufik Kiemas, suami Ibu Mega, tidak pernah setuju bahwa Pak Jokowi direkomendasikan jadi Gubernru DKI. Karena PDI-P sebenarnya sudah mencalonkan kembali Pak Fauzi Bowo tetapi berpasangan dengan Adang Ruchiatna,” jelas Ari.
Dia meneruskan, “Tetapi dengan kelegowoan Pak Taufieq Kiemas, Bu Mega akhirnya menandatangani rekomendasi.”
Pada pencapresan Pilpres 2014 dan 2019. Menurut Air Junaedi, Taufiq Kiemas tidak pernah setuju Jokowi dijadikan sebagai calon presiden (Capres) dari PDI Perjuangan.
“Saya nggak tahu apakah Pak Taufiq Kiemas mempunyai feeling politik yang tajam. Sementara Bu Mega menganggap Pak Jokowi ini lebih dari seorang anak,” cerita Ari lagi.
Tidak berhenti di situ, PDI Perjuangan juga mengorbankan dua kader terbaiknya di Solo untuk menjadi wali kota Surakarta demi mengakomodasi anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Padahal sebelumnya Jokowi mengungkapkan bahwa anak-anaknya tidak tertarik dengan politik.
Kemudian menantunya, Bobby Nasution juga dimintakan dukungan PDI Perjuangan untuk maju di pemilihan wali kota Medan. Ini juga mengobarkan kader terbaik PDI Perjuangan di Medan.
“Jadi menurut saya, sudah berkali-kali, bahkan tujuh kali keistimewaan diberikan Bu Mega kepada keluarga Jokowi. Menurut saya hubungannya sampai saat ini Bu Mega masih menganggap sebagai anak, sebagai cucu. Walaupun anak dan cucunya nakal, bande. Tetapi menurut saya tidak ada masalah,” ujarnya. (Sander)