Jember, Koranmadura.com – Pengamat politik Universitas Jember Dr. Muhammad Iqbal menilai bahwa Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lebih menguasai materi dibandingkan Prabowo Subianto dalam debat ketiga dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi dan geopolitik.
“Penguasaan materi baik saat pemaparan dan merespon kandidat saya kira paling tinggi ada pada capres Anies. Berikutnya Ganjar sedikit di bawah Anies. Sedangkan Prabowo justru paling buruk, tidak fokus dan berkali-kali terlihat sangat emosional,” katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu malam.
Padahal banyak kalangan bilang tema debat ketiga adalah milik “Prabowo banget” karena kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan, sedangkan Anies dan Ganjar dinilai secara umum tidak punya pengalaman tata kelola pertahanan dan keamanan.
Namun, Iqbal menilai bahwa ilmu ketahanan dan pengalaman global Anies yang seorang sipil murni telah berhasil menjebol pertahanan kemampuan dan daya tahan emosi Menteri Pertahanan Prabowo yang seorang militer.
Termasuk juga Ganjar, sosok anak polisi yang berpengalaman merakyat sebagai kepala daerah justru juga mampu ‘sat-set’ membobol daya pertahanan argumen Prabowo.
Iqbal mengatakan bahwa semua pertanyaan dari panelis terbukti memang sangat berkualitas, relevan dan penting terkait tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi dan geopolitik tersebut.
Terkait materi soal kebijakan dan strategi kemudahan akses pengembangan tentang pertahanan yang tangguh, teknologi siber, kecerdasan buatan, Anies bisa tepat menjawab karena dikaitkan dengan adanya pergeseran tantangan dan ancaman keamanan non-tradisional.
Ganjar juga dinilai lebih konkrit menjawab karena menyebutkan lembaga seperti BSSN, LPDP, BRIN, Kepolisian Siber, harus dioptimalkan dengan sistem keamanan yang baik dengan kecepatan internet yang tinggi, sehingga capres nomor urut 3 itu mengusulkan ada Duta Besar Siber.
Sementara Prabowo mungkin hanya normatif menjawab putra-putri bangsa perlu menguasai sistem AI dan siber.
Iqbal menilai bahwa Prabowo yang seharusnya dijagokan menang justru malah larut lebih emosional, sehingga kehilangan fokus jawaban yang strategis dan konkrit.
Sebaliknya, Ganjar dengan gaya khas pengkisah narasi tampak lebih luwes dan taktis ketika memaparkan sistem pertahanan 5.0, harmonisasi dan sinkronisasi sistem keamanan, atau viralisme karya anak bangsa jadi mendunia.
“Terlebih ketika bertanya tajam ke Prabowo soal belanja alutsista bekas dan tidak tercapainya target ‘MEF’ pertahanan,” ucap Iqbal.
Sedangkan Anies yang sejak sesi pembuka langsung menekan Prabowo-dengan taktik “gegenpressing” (istilah dalam sepak bola) ketika mempersoalkan besarnya anggaran Kemenhan, namun belum mampu membuat sejahtera TNI, Polri dan ASN pertahanan.
Serta dinilai tidak mampu melindungi sistem keamanan nasional dan sosial dari berbagai ancaman peretasan, narkoba, pencurian ikan dan pasir serta serangan siber.
“Terlebih ketika argumen Anies menyerang kebijakan food estate yang dinilai merusak kedaulatan lingkungan serta ironi kepemilikan lahan 340 hektare oleh Prabowo di saat banyak prajurit belum punya lahan rumah,” ujarnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Iqbal, dapat disimpulkan bahwa:
- Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lebih menguasai materi debat pertahanan dibandingkan Prabowo Subianto.
- Anies Baswedan lebih menguasai materi debat pertahanan dibandingkan Ganjar Pranowo.
- Prabowo Subianto kurang menguasai materi debat pertahanan dan sering larut dalam emosi. (Icel)