PROBOLINGGO – Sejumlah masyarakat yang hendak mengambil Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) ditolak. Padahal mereka mengantongi kartu perlindungan sosial (KPS) yang menjadi hak keluarga miskin yang diberikan petugas Kantor Pos.
Warga tersebut sebelumnya diminta mengambil BLSM pada Selasa (3/9) di kantor Kelurahan Kebonsari Wetan Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo, namun mereka harus mengambil di Kantor Pos Kota Probolinggo, namun sesampainya ditempat itu, mereka ditolak petugas.
“Katanya saya disuruh ambil BLSM hari ini. Ternyata di Kantor Pos Kota Probolinggo ditolak,” ucap Astani, warga Jl.KH Ahmad Dahlan RT 1 RW 2, Kelurahan Kebonsari Wetan Kecamatan Kanigaran, yang mewakili suaminya Nurtoto Cahyo.
Sebelumnya petugas yang mengantarkan KPS berpesan, agar pengambilan tepat waktu. Sebab jika sampai telat, maka BLSM akan hangus dan tidak bisa dicairkan lagi. Astani pun telah mempunyai rencana untuk menggunakan dana tersebut untuk membayar biaya sekolah kedua anaknya yang masih SD dan SMP.
Lantaran tidak bisa mencairkan BLSM, ia sempat sesenggukan menahan tangis. Apalagi untuk datang ke Kantor Pos, harus mengeluarkan uang Rp 10.000. Jumlah tersebut cukup besar buatnya yang hidup miskin. “Uang Rp 10.000 itu banyak buat saya. Pikir saya,saya bisa dapat uang itu (BLSM),” katanya.
Ibu dua anak ini mengungkapkan, kehidupannya kian sulit setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab harga-harga semakin mahal sementara kehidupannya tergantung dari suaminya yang hanya sebagai sopir truk yang pulangnya satu bulan sekali dengan penghasilan yang tidak menentu.
Informasi dari Kelurahan Kebonsari Wetan, ada 10 orang lebih yang juga seperti ini, tapi juga belum dapat. “Sesampainya di kantor dikelurahan, saya tidak boleh karena tidak ada surat kuasa dari suami. Suami saya kerja sopir, pulangnya sebulan sekali. Kelurahan menyuruh kekantor pos tapi sama tidak boleh,”cerita Astani
Kekecewaan yang sama juga dialami Khoirur Rozikin (38), warga jalan. Sunan Ampel RT 1 RW 10 Kelurahan Jrebeng Lor Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo. Menurutnya, saat menerima KPS dirinya cukup senang. Setidaknya BLSM yang dibagikan bisa meringankan beban setelah harga-harga naik.
Namun, harapannya sirna, sebab petugas di Kantor Pos menolak melayani. Sementara petugas belum menjelaskan kapan BLSM tersebut bisa diterimanya. “Saya pikir hari ini langsung dapat uangnya. Gak tahunya malah disuruh pulang lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Pos Kota Probolinggo, Taufik, menjelaskan penerimaan BLSM dilakukan secara bergilir. Secara teknis, pihak kantor pos sebagai penyalur akan jemput bola ke tengah masyarakat. Pembagian akan dilakukan di setiap kantor kelurahan. Pihak kantor pos telah menentukan titik penyaluran, untuk mendekatkan dengan rumah tangga penerima BLSM. “Harapan kami ini bisa memudahkan masyarakat, dan mereka tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk transportasi,” jelasnya.
Menurutnya, pembagian BLSM dibentuk satgas dan saat ini petugasnya ada di lumbang, nanti kami hubungkan dengan satgasnya. “Tugas penyaluran dana, penugasan, dan laporan pendanaan. Ada daftar nominatif yang ada di nomer pertama, bukan kelurahan, soal kebijaksanaan tidak bisa karena sudah peraturan. Persyaratannya, diambil nama KK, surat kuasa nama kK memberikan kepada isteri, foto cpy KTP. Jadwal ulang belum ditentukan, yang tahap ini 22 Nopember 2013 harus tuntas,”pungkas Taufik.(hud)