BANGKALAN – Kebijakan pemerintah daerah (Pemda) untuk membangun akses jalan lingkar barat menuju wisata makam religi Syaichona Cholil rupanya mendapat tanggapan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Hal itu dinilai terkesan terburu-buru. Apalagi, uang yang dianggarkan cukup besar.
”Uang sebanyak Rp 14 miliar dianggarkan untuk pembangunan akses jalan, saya rasa lebih manfaat dialokasikan terhadap kebutuhan masyarakat di desa,” ujar Direktur Bangkalan Coruption Watch, Abdus Syukur, kemarin (8/9).
Dia menilai sesuai asas kebermanfaatan untuk kesejahteraan rakyat, uang sebanyak itu harusnya dialokasikan untuk kepentingan masyarakat di pedesaan terlebih dahulu. Sebab kebutuhan tentang hal yang paling mendasar saja, banyak desa yang masih belum sejahtera.
Dirinya mencontohkan sistem pengairan di desa sangat sulit. Jika musim kemarau tiba dipastikan masyarakat di pedesaan akan kekurangan air.
Syukur menilai dengan sistem droping yang dilakukan pemda selama ini kurang efektif. Sebab datangnya air tidak intens. Padahal, kebutuhan air dipastikan setiap hari.
”Masyarakat di desa kalau sudah musim kemarau dipastikan tidak mandi. Mereka hanya mengusap badan mereka dengan sedikit air. Saya tahu, karena saya juga dari desa,” ungkapnya.
Menurutnya, jika pemerintah benar-benar ingin mengubah kondisi masyarakat, harusnya ada perencanaan mengenai pengeboran sumber air di setiap desa. Malah yang terjadi sebaliknya. Padahal kondisi kekeringan yang melanda di desa dipastikan terjadi setiap tahun.
”Jika membaca di media dipastikan setiap tahun terjadi kekeringan di seluruh desa di 17 kecamatan, kecuali di kecamatan kota Bangkalan sendiri. Jika hal itu tidak ditangani secara professional, tentunya akan tetap seperti itu tiap tahun,” terangnya.
Saat pemerintah berinisiatif untuk membangun sistem pengairan di desa Campor dan Bangsereh sangat bagus. Masyarakat tak perlu kekurangan air lagi. Padahal sebelumnya, di sana juga menjadi langganan kekeringan.
”Pembangunan pengairan di Campor itu menghabiskan sekitar Rp 800 juta dan Rp 300 juta di desa Bangsereh. Jika dana Rp 14 miliar untuk mendahulukan pembangunan irigasi betapa beruntungnya desa lain yang masih kesulitan air,” terangnya.
Sesuai pernyataan Bupati Bangkalan, Makmun Ibnu Fuad, pembangunan jalan tersebut diharapkan bisa meningkatkan tingkat PAD Bangkalan. Sebab, jalan yang ada saat ini masih terkesan kecil, sehingga menghambat perjalanan para peziarah untuk berwisata ke makam Syaichona Kholil. (ori/rah)