KORANMADURA.com – Suasana duka menyelimuti seluruh jamaah Nahdlatul Ulama Blitar. Meninggalnya Ketua MWC NU Selopuro Kiai Sureki akibat tertabrak sapi kurban membuat prihatin kaum Nahdliyin. Mereka sangat kehilangan seorang penggerak atau muharrik yang berdedikasi tinggi.
Ketua PCNU Kabupaten Blitar KH Masdain Rifai Ahyat mengungkapkan rasa kehilangan mendalam. Bagi Kiai Masdain, Kiai Sureki adalah sahabat yang tak tergantikan. Kebaikan almarhum dilakukan dengan tulus dan ikhlas.
“Kami sudah lama bersahabat. Almarhum itu betul-betul mengabdi dengan ikhlas dan ringan. Dibutuhkan siapapun dan kapanpun, selalu siap,” kata Kiai Dain dihubungi detikcom, Rabu (14/8/2019).
Kabar meninggalnya Kiai Sureki, bagi warga NU Blitar seperti kehilangan seorang penggerak atau muharrik. Kiprah almarhum dikenal selalu memberi solusi setiap masalah di masyarakat maupun organisasi. Serta kepedulian almarhum yang tinggi pada pengkaderan NU membuat almarhum mendapat gelar muharrik atau penggerak NU.
“Itulah kelebihan almarhum. Menggapai dan membangun kebersamaan untuk kemajuan bersama. Beliau aktif dan berpikir obyektif. Makanya, kami beri gelar almarhum ini muharrik NU Blitar,” ungkapnya.
Terkait musibah tertabraknya Kiai Sureki hingga meninggal, Kiai Dain tak bisa banyak memberi tanggapan.
“Saya ndak bisa berpikir lain-lain ya. Semua kejadian itu sudah ada yang merancang. Jadi, tidak bisa terlalu kita risaukan. Yang jelas, kami tata kembali supaya kejadian seperti itu tidak terulang,” tandasnya.
Kiai Sureki merupakan Ketua MWC NU Selopuro. Almarhum dikabarkan meninggal, setelah tertabrak sapi kurban yang terlepas dan lari kencang. Musibah itu terjadi di Masjid Miftahul Jannah Wlingi, Minggu (11/8/2019).
Kiai Sureki mengalami luka parah di kepala bagian kiri belakang. Senin (12/8/2019) korban sempat dirawat dan menjalani operasi. Namun kondisinya koma. Selasa malam sekitar pukul 19.55 wib, Kiai Sureki meninggal dunia.
Ribuan Nahdliyin datang ke rumah duka pagi tadi. Informasi yang dihimpun detikcom, semua pimpinan NU di tiap kecamatan di Kabupaten Blitar juga melayat. Bahkan, Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah, juga nampak hadir di antara para pelayat.
Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta ini memimpin doa, sebelum jenazah Kiai Sureki diberangkatkan ke TPU terdekat di Desa Mronjo Kecamatan Selopuro. (detik.com/SOE/VEM)