KORANMADURA.com – Seorang siswa SMK tewas dalam duel antarpelajar menggunakan celurit di Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Polisi menduga siswa sekolah di daerah tersebut kerap tawuran demi gengsi.
“Kedua sekolah ini disinyalir muridnya sering terlibat tawuran. Jadi sudah turun temurun antara senior junior hanya karena gengsi. Ini perlu didalami siapa alumni-alumninya yang dimungkinkan ada geng di dalamnya,” kata Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky kepada wartawan, Senin (2/9/2019).
Dicky berharap sekolah berperan aktif dalam mencegah tawuran antarsiswa. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Pemkab Bogor dan Dinas Pendidikan.
“Ini juga harus ada peran aktif oleh pihak sekolah dan kita juga akan memanggil sekolah-sekolah yang terlibat tawuran tersebut dan saya akan menyampaikan hal ini kepada Bupati dan diteruskan kepada dinas pendidikan bekerja sama dengan provinsi karena levelnya SMK,” ungkapnya.
Dicky berharap Dinas Pendidikan melakukan evaluasi dan penilaian terhadap sekolah yang siswanya terlibat tawuran. Polres Bogor sendiri akan mendata sekolah-sekolah yang siswanya kerap tawuran.
“Kita akan mendata sekolah mana saja yang terlibat tawuran dalam kurun waktu setiap tahun dan data tersebut akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan agar dievaluasi langkah apa saja yang harus dilakukan oleh sekolah,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, duel maut itu terjadi pada Kamis (22/8/2019) di Desa Wanaherang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor jelang tengah malam. Korban berinisial A (17), yang merupakan siswa SMK AM, janjian dengan tersangka berinisial J (17) dan AM (17) janjian untuk bertemu di depan sebuah pabrik. Setelah bertemu, mereka lalu melakukan duel 1 lawan 1 dengan celurit.
Akibat dari perkelahian tersebut korban terkena sabetan celurit di bagian tangan sebelah kanan dan paha kaki sebelah kanan serta kepala kemudian pelaku dan teman-temannya melarikan diri dari lokasi. Akibat dari perkelahian tersebut korban meninggal dunia. (detik.com/ROS/VEM)