JAKARTA, Koranmadura.com – Anggota Komisi V DPR RI Fadholi menyampaikan pemulihan industri penerbangan sangat penting untuk mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional. Hal ini disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI dengan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait evaluasi pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2022, Senin (27/6/2022).
“Bagaimana cara memulihkan penerbangan seperti yang dulu? Karena ini merupakan tonggak perekonomian. Banyak kegiatan masyarakat membutuhkan transportasi udara, tetapi karena mahalnya biaya (tiket), sehingga menganggu kegiatan ekonomi masyarakat,” ujar Fadholi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, seperti dilansir dpr.go.id.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 yang berjalan hampir dua tahun melanda Indonesia, membuat industri penerbangan sempat lesu. Namun, pada saat angkutan Lebaran di bulan Mei hingga saat ini, industri penerbangan menggeliat ke arah tren positif. Kendati demikian, menurut Fadholi, meski saat ini ada terjadi peningkatan traffic penumpang, namun industri penerbangan di tanah air masih kekurangan jumlah pesawat.
Politisi Partai NasDem ini menambahkan, di tengah tren pemulihan ekonomi seiring melandainya kasus Covid-19, upaya pemulihan industri penerbangan serta pengendalian harga tiket pesawat menjadi penting untuk mendukung pertumbahan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata.
“Ini menjadi bagian penting, bukan hanya pengembangan infrastruktur yang diperbanyak tapi bagaimana pemulihan ekonomi dari sisi penerbangan ini sangat penting. Konsep apa yang bapak lakukan untuk pemulihan penerbangan seperti sedia kala,” kata legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah I tersebut.
Fadholi juga menyoroti realisasi anggaran APBN 2022 Ditjen Hubud hingga Mei 2022 yang masih 33,8% atau Rp2,58 triliun dari total pagu sebesar Rp7,62 triliun. Dia pun mendorong agar serapan anggaran di triwulan ketiga dan keempat dapat dioptimalkan untuk pemulihan industri penerbangan. “Sisa anggaran yang belum tercapai saat ini mungkin bisa lebih memberikan skala prioritas di skala penerbangan,” tandasnya. (Kunjana)
