PROBOLINGGO – Sejak Minggu (30/3) kemarin, kawasan Tengger Bromo, Kabupaten Probolinggo terlihat sepi. Hal ini dikarenakan warga tengah merayakan hari raya Nyepi. Tak hanya di jalan-jalan, di pasarpun tidak seperti hari-hari sebelumnya.
Salah seroang warga setempat, Hari Purnomo menjelaskan, semua warga Tengger yang beragama Hindu sejak Minggu malam tengah merayakan nyepi. “Semua warga Tengger tidak ada yang keluar rumah,” tandasnya kepada wartawan, Senin (31/3).
Menurut dia, saat merayakan nyepi tersebut, tidak seorangpun warga yang memeluk agama Hindu keluar rumah. Tak heran, jika jalan-jalan di kawasan Tengger Bromo terlihat sepi. Bahkan, saat malam haripun semua rumah-rumah terlihat sunyi. Begitu pula, listrik dipadamkan, sehingga suasananya petengan.
Hari menjelaskan, di kawasan Tengger itu ada beberapa desa yang warganya sedang merayakan hari nyepi. Mereka baru bisa keluar rumah Selasa (1/4) besok pagi. “Jadi di kawasan Tengger itu semua aktifitas lumpuh,”katanya.
Saat merayakan Nyepi tersebut, semua warga tidak bisa diganggu. Karena sedang memohon kepada Tuhan untuk menyucikan Bhuana Alit atau alam manusia. Termasuk sang dukun Tengger, Sutomo.
Koran Madura sendiri mencoba menghubungi dukun Tengger, Sutomo. Ternyata beberapa kali dihubungi ponsel dukun Sutomo hanya terdengar dering aktif dan tidak diangkat. “Mereka tidak bisa diganggu karena sedang lelaku,” katanya lagi.
Meski warga Tengger kini sedang merayakan Nyepi, namun kondisi obyek wisata Bromo masih tetap normal. Para pengunjung masih terlihat seperti biasanya.
Salah seorang pedagang di kawasan Bromo, Misnaji mengatakan, di hari Nyepi tahun ini tidak berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang datang. Bahkan, banyak wisatawan mancanegara yang semakin tertarik dengan kondisi seperti ini.
“Pengunjung Bromo biasa-biasa saja,” katanya. Menurut dia, warga Tengger yang sedang merayakan Nyepi tidak akan keluar rumah. Namun ada sebagian pula yang sedang melakukan aktifitas seperti biasanya.