RUTENG, Koranmadura.com – Ada yang unik dari kunjungan calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, ke Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Jumat 26 Januari 2024.
Ia dipakaikan pakaian adat daerah tersebut sebelum ke kampanye terbuka bertajuk Hajatan Rakyat di Stadion Golo Dukal, Leda, Ruteng.
Dengan pakaian adat itu, Ganjar Pranowo menjadi seperti seorang tokoh adat setempat. Sebagai tetua adat Ganjar Pranowo menjadi seorang pemimpin yang menjadi teladan bagi masyarakat dan kata-kata patut didengar dan diikuti warganya.
Begitu tiba di Ruteng, Ganjar Pranowo diterima langsung oleh Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat.
Ia juga disambut secara adat oleh masyarakat Manggarai, yakni Kepok dengan manuk (ayam) dan tuak (arak) Kapu sebagai penyambutan tamu dalam adat Manggara.
Kemudian, Ganjar dikalungkan dengan selendang dan juga diberi makan sirih pinang yang diiringi musik tradisional gong dan gendang.
Setelah itu, Capres berambut putih ini kemudian diajak masuk ke dalam sebuah ruangan.
Di sana, Ganjar didandani dengan pakaian adat lengkap dan menjadi pusat perhatian para tokoh agama yang ada di Istana Keuskupan Ruteng.
Ganjar mengenakan topi berwarna merah, lalu selendang berwarna hitam, serta kain merah yang melingkari perutnya.
Kemudian, Ganjar terlihat menggunakan kain terusan berwarna hitam sampai ke kaki.
Menurut Mgr Sipri, sapaan Uskup Ruteng Siprianus Hormat, kain yang digunakan Ganjar tersebut memiliki sebuah makna tersendiri.
Salah satunya, melindungi mantan Gubernur Jawa Tengah itu dari segala macam kegelapan.
“Kain ini adalah simbol kegelapan, ini melindungi Pak Ganjar dari segala macam kegelapan. Ini tadi ada tiga lingkaran ini kepemimpinan ini berati Pak Ganjar dilindungi kebesaran kepemimpinannya,” ungkap Mgr Siprianus.
Secara simbolik, Ganjar turut diberikan parang yang dikaitkan di sisi sebelah kiri pinggangnya. Adapun parang itu menjadi sebuah simbol perlindungan bagi Ganjar.
“Lalu parang menjadi bagian dari perlindungan itu. Ini adalah simbol kepemimpinan Manggarai dengan perlengkapan yang ada,” jelasnya.
Sementara, Ganjar merasa senang bisa menggunakan pakaian adat tersebut. Bahkan, ia tetap gunakan saat hadir dalam acara Hajatan Rakyat di Stadion Golo Dukal, Ruteng, NTT.
“Jadi warnanya ada hitam, ada orange, putih hijau itu dari kegelapan selalu ada sinar cahaya, dengan situasi seperti ini selalu ada cahaya,” kata Ganjar.
Pertemuan antara Ganjar dengan Uskup Ruteng, Mgr Siprianus berlangsung secara hangat. Nampak keduanya berbicang seputar bangsa dan negara Indonesia.
Ganjar juga diajak oleh Uskup Ruteng, Mgr Siprianus untuk menanam pohon di sekitaran Istana Keuskupan Ruteng (Gema)