PROBOLINGGO- Dalam tahun 2015 mendatang, produk Usaha Kecil Menengah(UKM) sedikit terancam tidak laku. Pasalnya pasar bebas Asean Atau Asean Free Trade Area (AFTA) akan mulai pada tahun tersebut.Melihat situasi itu, Pemkab probolinggo terus berupaya melakukan upaya pendampingan kepada UKM agar produk yang dihasilkannya bisa mencapai Standar Nasioanl Indonesia(SNI).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo, Sidik Wijanarko mengatakan, pihaknya terus memacu kepada para UKM untuk melakukan upaya pembinaan agar hasil produk yang dijualnya bisa terus maju dan berkembang.“Apalagi dalam tahun 2015 mendatang pasar bebas akan masuk di Indonensia,” terangnya kepada wartawan, Selasa (3/6).
Perdagangan dengan masuknya AFTA keIndonesia merupakan sebuah hal yang tidak bisa dibendung atau di tinggalkan. Karena dalam masa perdagangan bebas Asean itu, menurut Sidik semua produk yang berada di negara Asean akan secara bebas bisa masuk.
“Secara otomatis ini akan menjadi daya saing bagi produk lokal yang ada. Aga Produk UKM Lokal bisa maju dan mampu bersaing secara otomatis kualitas produknya harus ditingkatkan,” katanya.
Menurutnya, disamping harus meningkatkan kualitas produk UKM, bagi pelaku usaha juga harus mengemas produknya dengan tampilan dan desain yang bagus. Agar pembeli sedikit terpikat dengan tampilan itu, sehingga mereka akan cenderung membelinya.
“Selain itu juga dalam kemasan yang dibuatanya harus juga tertera label masa berlaku suatu produk. Seperti produk makan dan minum harus juga dicantumkan masa kedaluasa atau expayednya,”tandas Sidik Wijanarko.
Jika hal itu, dilakukan oleh para pelaku UKM, kata Sidik Wijanarko, permasalahan penjualan lokal dalam pasar bebas Asean juga akan bersaing. Karena produk lokal akan bisa masuk di sebuah supermarket atau pasar modern yang sudah ada.“Jadi nggak akan khawatir produk lokal akan ditinggalkan oleh konsumennya, dan pasti akan mampu bersaing dipasar bebas nantinya,” pungkasnya.