JAKARTA-Menjelang pengumuman hasil penghitungan surat suara Pilpres secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Polri menyiagakan sejumlah personel untuk pengamanan Ibukota. Siaga 1 pun diberlakukan untuk mengantisipasi segala kejadian yang dapat merusak kamtibmas. Siaga 1 ini bukan untuk masyarakat menjadi khawatir, tetapi agar situasi aman dan terkendali. “Bahwa presiden yang terpilih itu adalah presidennya masyarakat Indonesia. Masyarakat harus sabar menunggu pengumuman resmi dari KPU pusat tanggal 22 Juli,” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, Jakarta, Kamis (17/7).
Ronny juga mengatakan untuk penghitungan surat suara di Kabupaten/Kota sudah selesai semua. Sementara yang dihitung hari ini oleh KPU Pusat yakni surat suara yang dari luar negeri.
Tanggal 21 Juli, sambung Ronny, Polri akan gelar apel pasukan operasi ketupat sekaligus untuk pengamanan pengumuman hasil Pilpres tanggal 22 Juli nanti. “Apel gelar pasukan pasukan Operasi Ketupat sekaligus pengamanan hasil Pilpres tempatnya nanti di Silang Monas, Mabes Polri akan bergabung dengan Polda Metro Jaya untuk melaksanakan apel tersebut,” ungkapnya.
Menurut Ronny, pasukan personel akan disiagakan sesuai jumlah yang sudah ditentukan, yakni 24.000 anggota. “Untuk penyiapan kontijensi sudah kita lakukan, untuk mengantisipasi titik penyiapannya TNI dan Polri saling bekerjasama,” sambungnya.
Ronny mengatakan, setiap pesta demokrasi, pengamanan yang dilakukan Polri tentu berbeda-beda dari tahun 2004, 2009, dan 2014. “Karena kita melihat kondisi dan situasi yang ada. Oleh karena itu pengamanannya kita terus ditingkatkan,” jelasnya.
Ronny juga menjelaskan pengertian siaga satu yakni komitmen bersama anggota Polri, berati 2/3 disiagakan oleh Polri. Pasukan yang 2/3 itu tidak kemana-kemana (standby ditempat), pelaksanaannya fokus apa yang diamankan, 2/3 yaitu rutin melaksanakan tugas seperti biasanya. “Jadi bukan hal yang menakutkan siaga 1 itu,” jelasnya.