PAMEKASAN – Investor sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan perekonomian. Namun, karena tidak adanya jaminan keamanan dan kepastian bagi investor, membuat iklim investasi di Kabupaten Pamekasan, menjadi mati suri.
Hal itu disampaikan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, Hosnan Ahmadi. Menurut mantan Ketua Komisi B yang membidangi perekonomian ini, hal itu terjadi lantaran perangkat regulasinya yang belum banyak mendukung masuknya investasi. Sehingga kepastian keamanan investasi belum terjamin.
Wakil ketua sementara DPRD setempat itu mencontohkan pada investasi di bidang perhotelan. Bidang investasi itu seakan masih terhambat oleh iklim yang belum pasti akibat belum adanya piranti aturan yang memadai.
“Sampai sekarang iklim investasi di Pamekasan belum mampu merayu investor untuk menanamkan modalnya,” katanya.
Padahal, lanjutnya, laporan Bappeda Jawa Timur, Kabupaten Pamekasan masih menempati rangking sepuluh kabupaten terendah perekonomiannya. Dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Pamekasan masih berada di bawah rangking 30. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin Pamekasan akan menjadi daerah yang terus tertinggal.
Tidak hanya itu, dalam usaha perhotelan investor masih kesulitan dalam memenuhi syarat administratif karena proses perizinan yang cukup sulit.
Dikatakannya, untuk membuka selebar mungkin investasi yang masuk di Pamekasan cukup sederhana, yaitu memberikan kepastian bagaimana investor bisa menyeragamkan pola investasi yang sesuai dengan motto gerbang salam dengan bentuk investasi.
“Sederhana saja, kita harus berani menawarkan kepada investor tentang pola investasi yang sesuai dengan slogan gerbang salam. Tentunya dengan jaminan regulasi yang memadai, seperti perbub maupun perda,” ungkapnya.
Salah satu kasus yang menunjukkan Pamekasan tertutup dari investasi perhotelan adalah belum bisa beroperasinya Hotel Potre Koneng di Kecamatan Tlanakan. Menurutnya hal itu perlu dirembukkan lagi untuk membuka apa keinginan masyarakat, pemerintah dan investor.
Tidak hanya di bidang perhotelan, pemkab juga harus segera membuka peluang investasi lain dengan menyiapkan regulasinya. Sebab masuknya investasi juga dapat berefek domino kepada masyarakat. Dengan begitu perekonomian berjalan dan pendapatan per kapita juga meningkat.
“Intinya bagaimana kita bisa menyatukan keinginan ketiganya, sehingga sama-sama bisa memberikan keuntungan. Ukuran kesejahteraan kan ekonomi berjalan, investasi salah satu indikasi yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya. ALI SYAHRONI/UZI/RAH