
SUMENEP – Keluarga penumpang DBS 1, Hairul, warga Desa Duko, Kecamatan Kangean, yang hilang di tengan pelayaran dari Pelabuhan Kangean menuju Kalianget, Senin (30/3) mendatangi Kantor Pemkab Sumenep.
Pantauan Koran Madura, ibu korban, Arvia; bapak korban, Hasan; dan kakak korban, Ida, mendatangi Kantor Pemkab Sumenep didampingi sejumlah mahasiswa asal Kepulauan
Kangean.
Hasan mengatakan, sejak anaknya hilang pada Senin (16/3) malam, hingga kini keluarga tak mendapat kabar berita tentang nasibnya. “Saya hanya ingin tahu keadaan anak saya, seperti apa pun kondisinya sekarang,” katanya.
Hasan sengaja mendatangi kantor Pemkab untuk meminta pemerintah bersikap tegas. Karena, ia menilai tidak ada iktikad baik dari pihak kapal untuk melakukan upaya pencarian.
Ia menceritakan, karena tidak ada upaya pencarian yang dilakukan oleh pihak kapal atau pihak lain yang berwenang, dirinya beserta keluarga lainnya melakukan upaya pencarian sendiri dengan menggunakan perahu
seadanya. “Uang kami yang gunakan untuk membeli solar, terkadang kami masih harus berhutang,” tuturnya.
Ida membantah pernyataan pihak kapal yang menyebutkan bahwa Hairul melompat ke laut. Pasalnya, menurutnya, sebelum berangkat korban tidak ada masalah. “Adik saya masih waras. Adik saya tidak mungkin bunuh diri. Itu hanya pihak kapal yang mengatakan, kalau adik saya bunuh diri. Makanya saya sangat terpukul,” tandasnya.
Karenanya, Ida menuntut agar pemerintah mendesak pihak kapal agar bertanggung jawab. Minimal terus melakukan pencarian terhadap Hairul. Menurutnya, pihak keluarga tetap ingin mengetahui seperti apa pun kondisinya saat ini. “Kami ingin melihat kondisi adik saya, seperti apa pun keadaannya,” tegasnya.
Ida menuturkan, selama ini tidak ada dari pihak mana pun, baik kepolisian atau kapal yang menghubunginya. “Setidaknya saya lah yang dihubungi. Tapi kenyataannya, dari pihak kepolisian atau kapal tidak ada yang menghubungi,” tukasnya.
Menanggapi hal itu, Sekda, Hadi Soetarto yang menemui keluarga korban mengatakan, pihaknya memang sudah mendapatkan laporan kejadian tersebut. Bahkan, lanjutnya, laporan tersebut sudah sampai kepada Kementerian
Perhubungan. Sementara terkait pernyataan keluarga korban bahwa korban tidak mungkin melompat ke laut, Hadi menuturkan bahwa pihaknya lebih bersepakat dengan laporan tertulis yang dibuat oleh pihak kapal. Pasalnya, menurutnya, yang lebih mengetahui kejadian tersebut adalah pihak kapal yang ada di TKP.
Oleh karena itu, menurut Hadi, pihak keluarga tidak perlu menyangsikan terhadap laporan tersebut. Karena laporan tersebut mengandung konsekuensi hukum. “Apabila laporan ini tidak benar, pasti ada konsekuensi,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur PT. Sumekar Line, Budiyono mengatakan, untuk upaya pencarian korban, pihaknya telah menyerahkan kepada pihak yang berwenang. Pasalnya, kewenangan pihak kapal sudah selesai, yaitu melakukan pencarian sesuai dengan SOP yang ada. “Mana ada, seperti perusahaan ada penumpang yang jatuh, kemudian melakukan pencarian besar-besaran. Kapasitasnya Basarnas itu, kan, ada?” katanya.
Terkait, Kabag Ops Polres Sumenep, Edi Purwanto mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya pencarian. Bahkan, sejauh ini, ia mengaku sudah melakukan koordinasi dengan beberapa polsek yang ada di beberapa kepulauan. “Kami sudah melakukan upaya pencarian dan dibantu oleh masyarakat,” jelasnya.
Pantauan Koran Madura, setelah sekian lama pertemuan antara keluarga korban dengan beberapa pihak di ruang rapat Graha Adirasa Kantor Pemkab Sumenep lantai II tak kunjung menemukan titik temu, ibu Hairul berteriak histeris kemudian pingsan. Sehingga, keluarga korban lainnya terpaksa harus membawa Arvia ke luarruangan.
(FATHOL ALIF)