
SUMENEP – Anggaran pengadaan koleksi buku di Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) Sumenep tahun ini lumayan besar. Pasalnya pengadaan itu sampai menyedot Rp 150 juta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tingkat II.
”Alhamdulillah anggaran untuk penambahan kolesksi buku di Perpusda ada peningkatakan setiap tahunnya,” kata Kepala Kantor Pepusda dan Arsip Sumenep Agus D. Putra.
Menurutnya, anggaran ratusan juta itu akan dialokasikan untuk pengadaan buku di tiga kegiatan. Yakni untuk pengadaan buku di Perpusda sendiri, kemudian untuk pengadaan buku di lima titik taman baca (Manca) dan pengadaan buku untuk perpustakaan keliling. ”Sementara masing-masing kegiatan pengadaan itu dapat alokasi anggaran Rp 50 juta,” terangnya.
Lima manca yang mendapatkan anggaran 50 juta untuk pengadaan buku itu diantaranya, rumah baca di Kecamatan Kalianget, Kecamatan Talango, Kecamatan Dasuk, Kecamatan Batang Batang dan Kecamatan Guluk Guluk. Agus pun me-nyatakan kalau anggaran itu masih dinilai relatif kecil.
”Kalau dikalkulasi, anggaran itu masih sangat kecil. Karena dengan anggaran itu kita hanya bisa membeli buku dengan jumlah relatif kecil berkisar antara 800 hingga 1000 buku saja. Apalagi harga buku itu masih disesuaikan dengan tebal dan tipisnya buku itu, selain itu juga penerbitnya,” jelasnya.
Kendati demikian, me-nurut Agus, dirinya akan memaksimalkan keterbatasan anggaran tersebut. ”Semoga upaya kami ini bisa menjawab dan memenuhi harapan masyarakat yang haus akan literasi,” terangnya.
Saat ini jumlah koleksi buku di Perpusda sekitar 43.637 eksemplar lebih de-ngan 1.700 judul. Sedangkan untuk perpustakaan keliling sekitar 10.000 hingga 12.000 judul, sementara untuk rumah baca jumlah koleksi bukunya mencapai 18.459 eksemplar lebih dengan 3.994 Judul. Untuk rumah baca disesuaikan dengan besar dan kecilnya rumah baca itu sendiri.
Sedangkan jumlah pe-ngunjung selama tiga tahun ia menyatakan mulai me-ningkat, terbukti dari tahun 2011 jumlah pengunjung mencapi 7.852 orang, tahun 2012 sebanyak 11.869, pada tahun 2013 sebanyak 15.431 pengunjung, dan pada tahun 2014 lalu mencapai 18.384 orang. ”Kalau dihitung rata-rata setiap harinya mencapai 80 hingga rarusan pe-ngunjung,” tukasnya.
Terpisah, Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) Moh. Suhaidi mengatakan bahwa dengan anggaran itu seharusnya koleksi buku di Perpusa lebih lengkap dari perpus perguruan tinggi (PT). Ia menilai saat ini koleksi buku di Perpusda masih sangat minim. Bahkan, koleksi bukunya masih kalah jauh dibandingkan dengan perpustakaan yang dimiliki di berbagai perguruan tinggi di Sumenep.
”Jika dengan lokasi anggaran itu koleksi buku di Perpusda masih minim, bagi kami sangat keterlaluan. Berarti bisa diambil kesimpulan bahwa pemerintah dalam membangun Sumenep cinta baca itu masih kurang maksimal,” katanya
Sehingga, sambung dosen muda di salah satu Perguruan Tinggi (PT) di kota Sumekar itu, jumlah pertumbuhan koleksi buku di Perpusda setiap tahunnya tidak terlalu pesat. Semestinya jumlah koleksi buku di perpustakaan plat mereah itu bisa menyamai jumlah penduduk di Sumenep.
”Jadi, asumsinya satu orang bisa pegang satu buku. Ya kalau masih kurang, itu perlu dipertanyakan komitmen pemerintah dalam membangun Sumenep melalui dunia baca. Sebab eksistensi perpus itu sangat mendukung terhadap pembangun SDM untuk Sumenep,” ungkapnya
Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar ke depannya, Pemkab Sumenep bisa memperhatikan keberadaan perpustakaan. ”Kalau memang terkendala soal anggaran, pemerintah setempat bersama pihak legislatif kan bisa lebih reaktif, masak anggaran pembelian buku dikalahkan dengan anggaran perbaikan infrastruktur yang setiap tahunnya terus meningkat,” pungkasnya.
(JUNAEDI/SYM)