PAMEKASAN – Kunjungan kerja (kunker) Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, ke Kabupaten Lombok, Provinsi Nusa Tengara Barat, dinilai hanya modus untuk dapat berwisata dengan menggunakan uang negara. Sebab, keindahan wisata di Lombok memang sudah terkenal hingga ke manca negara. Akibatnya jujukan kunker Komisi II itu dianggap hanya untuk kepentingan jalan-jalan guna menghangatkan hubungan di internal Komisi II yang sempat tercium tidak harmonis beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan Koordinator Masyarakat Larangan Slampar Bersatu (MLSB) Zainullah. Menurutnya, selama ini hasil dari kunker para wakil rakyat ke luar daerah tidak pernah nampak hasilnya dalam mendorong pembangunan di Kabupaten Pamekasan.
“Apalagi, dengan mendatangi Lombok dengan alasan kunker. Sangat jelas hanya ingin jalan-jalan saja menggunakan uang negara karena di Lombok memang selama ini kerap menjadi jujukan wisatawan, baik dalam maupun luar negeri,” kata Zainullah.
Kunker tersebut menggunakan uang rakyat. Karena itulah wajib dibuktikan hasilnya kepada masyarakat Pamekasan. Selama ini hasil kunker banyak yang tidak bisa diterapkan di Kabupaten Pamekasan. Hanya membuang-buang anggaran saja.
“Alasan klasik hasil kunker tidak bisa dilaksanakan karena anggarannya terbatas. Karena memang studinya ke daerah lain hanya sebagai alasan saja. Sehingga hasilnya kepada Pamekasan jadi urusan nomor dua. Saya harap hal itu tidak terjadi dalam kunjungan ke Lombok ini,” ungkapnya.
Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Pamekasan, Masrukin menjelaskan kunjungan anggota Komisi II ke Lombok itu atas usulan Komisi kepada Sekwan. Selanjutnya pihaknya meminta persetujuan ke Ketua DPRD.
Menurutnya Kunker ke luar daerah dalam rangka mencari referensi tentang hal berkaitan dengan pembangunan di Pamekasan. 10 anggota Komisi II DPRD Pamekasan itu hanya sehari saja tinggal di Lombok. Dua hari selebihnya digunakan untuk perjalanan berangkat dan pulang.
“Tiga hari perjalanan. Sehari berangkat, sehari di lokasi dan sehari pulang. Yang menentukan tujuan lokasi kunker itu dari Komisi. Ketua DPRD telah menyetujui keinginan mereka melakukan kunker ke Lombok,” kata Masrukin.
Sayang, pihaknya enggan memberikan keterangan berapa nilai anggaran yang digunakan untuk kegiatan kunker tersebut. Pihaknya hanya menjelaskan tidak ada anggaran khusus kunker ke luar daerah. Anggaran kunker itu diambil dari dana perjalanan dinas.
Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Ketua Komisi II DPRD Pamekasan, Hosnan Ahmadi mengatakan kunker tersebut untuk mempelajari pengembangan keramba apung untuk budi daya ikan kerapu dan lopster.
“Tujuan kunjungan kami ke Lombok ini dalam upaya untuk mencontoh metode keramba apung untuk budi daya kerapu dan lopster, sehingga bisa diterapkan di Pamekasan. Besok (hari ini) kami sudah di Pamekasan,” kata Hosnan Ahmadi.
(ALI SYAHRONI/RAH)