SUMENEP, koranmadura.com – Belum cairnya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk MI, MTs dan MA hingga saat ini berdampak kurang baik terhadap para pendidik. Pasalnya, dana BOS yang tak kunjung turun itu membuat sebagian pihak madrasah tak bisa memberikan honor kepada para guru.
Tak hanya itu, sebagian aktivitas terganggu karena tak memiliki dana. “Jelas sekali, kegiatan yang telah direncanakan tidak bisa dilaksanakan. Karena tidak ada dananya,” papar salah seorang kepala sekolah yang identitasnya enggan disebutkan.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap agar BOS segera dicairkan. Sehingga aktivitas madrasah dan honor para guru bisa lancar. “Juga agar kepenti-ngan lain yang mengharuskan menggunakan dana BOS bisa berjalan sesuai rencana,” harapnya.
Sementara Kasi Pendidikan Mad-rasah (Pendma) Kankemenag Kabupaten Sumenep, Moh. Rifa’ei Hasyim memaparkan, untuk pencairan dana BOS saat ini pihak madrasah harus menyetorkan rencana penggunaan biaya yang dibutuhkan selama satu semester sesuai pagu, termasuk laporan penggunaan.
Pasalnya, pencairan dana BOS saat ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya dana BOS bisa langsung turun ke masing-masing madrasah, kemudian baru membuat laporan, sekarang tidak lagi demikian. “Jadi kalau ada mad-rasah belum mendapatkan BOS, berarti belum menyetor berkas itu,” paparnya.
Karena itu, ia menyarankan agar madrasah yang belum kecipratan dana BOS segera menyetorkan persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini. “Karena dana sudah tersedia. Tinggal pengelola madrasah, mau segera cair atau tidak,” pungkasnya.
Untuk diketahui, pagu anggaran dana BOS tahun 2015 di Kabupaten Sumenep mencapai miliaran rupiah dengan rincian: untuk MI ialah Rp. 800.000 dikalikan 34.000 siswa per tahun; untuk MTs Rp. 1.000.000 dikali 31.000 siswa per tahun; dan untuk MA ialah Rp 1.200.000 kali sekitar 18.000 siswa per tahun.
(FATHOL ALIF)