PROBOLINGGO, koranmadura.com – Tidak hanya untuk gabah, harga pembelian pemerintah (HPP) untuk bawang merah sudah ditetapkan. Sebesar Rp. 12 ribu perkilogramnya.
“Tahun ini pemerintah akan melakukan pembelian hasil panen tanaman bawang merah di wilayahnya. Upaya tersebut dilakukan untuk mengantispasi terjadinya penurunan harga menghadapi masa panen raya. Kami sudah mulai mengambil bawang merah dikalangan petani dengan harga sesuai HPP yang ditetapkan,” jelas Renato Horison, Wakil Kepala Sub Divre Bulog Probolinggo, kepada wartawan, Rabu (24/6).
Ia menjelaskan, HPP untuk hasil produksi bawang merah sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan HPP gabah. Untuk bawang merah pemerintah mematok harga sebesar Rp 12 ribu prkilogramnya. Harga tersebut merupakan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat dengan HPP untuk bawang merah tahun ini.
“Jadi tidak hanya bahan siap giling saja yang bisa ditimbun oleh Bulog. Dalam waktu dekat bawang merah juga akan ditimbun oleh pemerintah melalui bulog yang sudah ada,”tandas Renato Horison.
Bawang merah merupakan kebutuhan pokok yang juga perlu untuk dikontrol ketersediannya. Sebab beberapa tahun kemarin, kata Renato Horison, harga bawang merah menjadi fluktuatif. “Terkadang harganya melambung tinggi. Kalau sudah anjlok, harganya mencapai Rp 2 ribu perkilogramnya,”katanya.
Melihat hal itu, Totok (40) petani bawang merah asal Desa Sumberbulu Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo, mengatakan untuk tahun ini pemerintah bisa mengambil sikap dan bisa lebih inten untuk mengurus soal bawang merah. Maka dipastikan harga bawang merah akan berjalan normal.
“Jadi harga bawang merah tidak anjlok sampai banyak merugikan kalangan petani. Dan diharapkan agar pemerintah tidak mengimpor bawang merah dari luar negeri,” terangnya.
Ia menilai dengan tidak mengimpor bawang maka harganya akan stabil. Bahkan daerah penghasil bawang merah di wilayah Kabupaten Probolinggo banyak mengkhawatirkan ketika sudah memasuki masa panen raya.
“Mudah-mudahan pemerintah bisa mengendalikan harga bawang merah. Jika itu terjadi maka petani bisa lebih meningkatkan hasil produksinya untuk menutupi kebutuhan secara nasional,” papar Totok.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)