SUMENEP, koranmadura.com – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumenep, Mohammad Jakfar mengungkapkan, pada dasarnya budidaya ikan bisa dibagi ke dalam tiga kategori. Budidaya ikan air laut, air payau dan air tawar. Dari tiga kategori itu, menurutnya budidaya ikan air tawar masih belum cukup diminati oleh masyarakat.
Jakfar mengatakan, masyarakat yang melakukan budidaya ikan air tawar, seperti lele, gurami dan nila memang hampir merata di beberapa kecamatan daratan, salah satunya di Kecamatan Gapura. “Cuma belum banyak,” katanya tak menyebut secara rinci jumlahnya karena tidak memegang data.
Untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang menekuni budidaya air tawar, pihaknya mengaku butuh bantuan semua pihak. Menurutnya, pemerintah tidak bisa melakukan seorang diri, melainkan butuh partisiapsi dari masyarakat dan pengusaha. “Good goverment itu bisa terwujud kalau ada kerja sama antara masyarakat, pemerintah dan pengusaha,” jelasnya.
Salah satu bentuk partisipasi masyarakat, berkaitan dengan budidaya ikan air tawar, misalnya masyarakat memanfaatkan betul jika ada bantuan dari pemerintah serta mengikuti semua pembinaan yang diberikan. “Kalau diberi bantuan jangan justru dijual,” tukasnya.
Pihaknya mengaku siap memberikan bantuan jika ada masyarakat yang minta bantuan untuk budidaya ikan air tawar. Namun sergahnya, untuk minta bantuan kepada pemerintah, sesuai Permendagri nomor 32, masyarakat harus membuat proposal terlebih dahulu. Karena, dalam permen tersebut, sambungnya, disebutkan bahwa setiap bantuan sosial dan hiba harus didahului proposal.
Jakfar mengklaim, pihaknya sudah melakukan sosialisasi tentang aturan main permohonan bantuan tersebut kepada masyarakat, salah satunya melalui UPT yang ada di lapangan. Dengan begitu, masyarakat tak bisa beralasan tidak minta bantuan karena tidak tahu mekanismenya. “Setiap ada verifikasi kelompok, kita juga sampaikan,” tegasnya.
Tak hanya budidaya ikan air tawar, budidaya tripang yang notabene memiliki nilai ekonomis cukup tinggi di Kabupaten Sumenep sejauh ini masih belum ada masyarakat yang mencobanya. Hal itu, menurut Jakfar, disebabkan tingkat kesulitan dalam budidaya tripang memang tinggi. “Jadi, di Sumenep untuk budidaya tripang belum ada,” tandasnya.
Untuk diketahaui, di Kabupaten Sumenep perairan yang memiliki potensi ikan cukup besar ialah perairan Masalembu, Sapeken dan Kangean. Dari ketiganya, yang memiliki produksi ikan paling besar adalah Sapeken dan Masalembu. Sedangkan potensi rumput laut ialah Kecamatan Sapeken, Saronggi dan Bluto.
(FATHOL ALIF)