
BANGKALAN, koranmadura.com – Musim kemarau yang melanda kabupaten Bangkalan membuat puluhan desa di 17 kecamatan darurat kekeringan. Hal itu membuat mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STKIP Bangkalan merasa prihatin. Mahasiswa mendesak agar pemerintah daerah memprihatinkan nasib mereka yang hidup kekurangan air bersih. Pasalnya, untuk mendapatkan air, warga pedesaan harus menunggu berjam-jam di sumber air yang tersisa. Mahasiswa pun melakukan aksi dengan meminta sumbangan kepada pengendara kendaraan bermotor untuk meringankan beban masyarakat di pedesaan.
Korlap aksi, Suhaibin Sofa saat orasi di perempatan Trafick Light Jalan Soekarno Hatta menyampaikan permasalahan kekeringan menjadi masalah setiap tahun. Namun, tidak pernah ada solusi bagi masyarakat yang hidup di pedesaan. Pemerintah seakan-akan bungkam melihat kondisi masyarakat yang menderita karena kekurangan air bersih. Berjam-jam warga menunggu untuk mendapatkan air untuk konsumsi. Belum lagi, masalah kebutuhan hidup ternak mereka, seperti kambing dan sapi.
“Apakah tidak tahu kondisi yang di bawah atau memang pura-pura tidak tahu. Kekeringan hanya dibiarkan dan sudah menjadi tontonan rutinitas yang dianggap menarik,” terang Sofa, Kamis (22/10).
Dia menegaskan, seharusnya pemerintah sigap melihat kondisi yang darurat. Penggalangan dana ini sebagai bentuk solidaritas untuk membantu masyarakat pelosok desa yang mengalami kekeringan. Ini sebagai pesan pemberitahuan terhadap pemda agar tidak tutup mata. Para pejabat jangan sibuk merapikan dasi untuk masuk kantor saja.
“Jangan hanya sibuk dengan kegiatan formalitas. Sangat miris melihat kondisi masyarakat yang sangat membutuhkan air bersih. Kami sebagai mahasiswa mempunyai tanggung jawab untuk membantu meringankan beban mereka,” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wahid Hidayat tidak berkomentar banyak. Menurutnya, saat ini statusnya masih darurat kekeringan. Pihaknya sudah mengirimkan air melalui mobil tangki pengangkut setiap hari ke desa-desa. Sesuai jadwal mobil pengangkut dikirim ke desa yang mengalami kekeringa. Jumlahnya 4-5 tangki setiap hari.
“Lebih tepatnya, statement menyangkut kekeringan yang terjadi biar bupati saja. Nanti, bupati akan melakukan konfrensi pers mengenai kekeringan,” ungkapnya.
(MOH RIDWAN)