PAMEKASAN, koranmadura.com – Jumlah penderita penyakit menular HIV/ AIDS di Kabupaten Pamekasan, dari tahun-ke tahun terus mengalami peningkatan signifikan. Sejak tahun 2012 hingga 2015 penderita penyakit ini mencapai 92 orang.
Data yang dihimpun Koran Madura dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan menunjukan angka penderita penyakit HIV/AIDS di kalangan masyarakat pada tahun 2012 mencapai 13 orang dan meningal dunia (MD) sebanyak 10 orang. Pada tahun 2013, angka kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan yang cukup fantastis hingga mencapai 22 orang dengan 8 orang meninggal.
Pada tahun berikutnya, angka penyakit yang mematikan itu kembali meningkat sekalipun Dinkes sudah berupaya keras untuk mencegahnya dengan berbagai cara yang dilakukan, yakni mencapai 27 orang dan MD berjumlah 11 orang. Pada tahun 2015 Dinkes kembali melakukan pendataan dan hasilnya menunjukkan angka penyakit yang mengancam jiwa masyarakat ini diketahui mencapai 30 orang dan meninggal 4 orang. Sehingga total penderita HIV/AIDS mencapai 92 terhitung dari tahun 2012 hingga 215. Sementara total jumlah MD mencapai 34 orang.
Kepala Dinkes Pamekasan, Ismail Bey melalui Kabid Pembertasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), M Rusdi Saleh mengatakan saat ini ada 16 yang menderita HIV/AIDS yang menjalani pengobatan melalui ARV (Antiretroviral) atau obat khusus untuk penderita HIV/AIDS.
Selain itu Dinkes juga menemukan penganut seks lelaki sama lelaki di Kecamatan Palengaan Pamekasan, yang diketahui terserang virus HIV/AIDS. Namun mereka meninggal tidak bisa diselamatkan nyawanya karena virus menyebar luas di tubuhnya.
“Setiap masyarakat yang menderita virus HIV/AIDS langsung dilakukan perawatan dan pengobatan secara rutin sekalipun itu tidak bisa menghilangkan virus tersebut,” kata M Rusdi Saleh.
Dia menjelaskan, Dinkes sudah berupaya keras melakukan pencegahan penyakit itu melalui sosialisasi kepada masyarakat. Namun tampaknya sosialisasi itu belum membuahkan hasil maksimal karena kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit itu masih rendah.
“Kami sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat terkait penyakit HIV/AIDS dan kami sudah menghimbau kepada masyarakat supaya hati-hati memegang darah atau barang yang berisiko pada kesehatannya supaya terhindar dari penyakit tersebut,” bebernya.
Menurutnya, penularan virus HIV/AIDS bisa menimpa siapa saja, baik pejabat pemerintahan, politisi, masyarakat awam, maupun pemuda-pemudi karena penularan penyakit ini bisa melalui benda tajam seperti silet yang digunakan di tempat pangkas rambut.
“Silet yang digunakan di tempat pemangkas rambut itu belum tentu aman, karena bisa saja silet itu digunakan pada orang yang menderita penyakit HIV/AIDS sebelum memotong dan itu akan menularkan virusnya jika benar-benar terjadi,” paparnya.
Dinkes mengimbau kepada masyarakat untuk lebih hati-hati bersentuhan dengan kerabatnya/keluarganya yang sudah diketahui menderita penyakit AIV/AIDS supaya tidak menular.
“Kami mengimbau kepada masyarakat, yang suka belanja atau jajanan lemak diharapkan menggunakan kondom supaya terhidar dari virus HIV/AIDS. Karena orang yang suka gonta-ganti pasangan dan berhubungan itu berpotensi terserang virus yang dimaksud,” kata Rusdi sambil tersenyum.
(RIDWAN/UZI/RAH)