PROBOLINGGO | koranmadura.com – Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengimbau warganya untuk tidak memusuhi eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang kembali ke daerahnya agar masyarakat membantu para eks anggota Gafatar agar bisa hidup normal dan diterima di lingkungannya.
“Kami minta masyarakat mengamankan eks Gafatar. Mereka sudah mau kembali, tolong jangan dimusuhi dan terima mereka dengan baik. Anggap saja mereka keluarga yang mendapat musibah,” kata Gus Ipul, kepada sejumlah wartawan, usai menghadiri Haul Habib Muhammad Al Habsy, di Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadlus Sholihin, Ketapang, Kota Probolinggo, Selasa (26/1).
Gus Ipul menyarankan, mereka bisa kerja dan bermasyarakat seperti biasanya. Yang paling penting masyarakat bisa menerimanya. Pihaknya menjamin, kebutuhan hidup para eks anggota Gafatar akan terbantu untuk sementara waktu.
“Kami melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk merealisasikan hal itu. Yang jelas, Pemda dan Pemkot harus memberi dukungan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang ada,”tandas Wakil Gubernur Jawa Timur.
Lebih jauh, Gus Ipul, mengatakan, anggota eks gafatar berjumlah 700 lebih yang sudah dipulangkan akan dijemput oleh masing-masing pemkab/pemkot. Terlebih lagi, pihaknya mendengar kabar terakhir masih ada sekitar 1.300 orang.
Jumlah yang cukup besar tentu diharapkan tidak ada masalah. Jika kenyataannya itu benar langkah yang diambil akan diserahkan kembali kepada kabupaten/kota.
“Prinsipnya Pemprov Jawa Timur, mengidentifikasi, mencatat dan mendata guna melihat masalahnya apa. Setelah itu bisa memastikan mereka bisa kembali kerumah masing-masing dengan aman. Ya, kita harus memberi bimbingan kepada mereka karena yakin peran kiai, MUI, Pemerintah Daerah, TNI dan Polri, beserta Kemenag,”ucapnya.
Meski demikian, semua pihak diharapkan terlibat untuk menyadarkannya kembali ke jalan yang benar.”Secara umum tidak ada daerah yang menolak. Karena mereka waspada dan kalau tidak ada masalah akan diterima,”tutur Gus Ipul.
Tak hanya itu, lanjut Gus Ipul, Pemprov Jawa Timur menawari ratusan eks pengikut Gafatar ikut program transmigrasi. Karena setiap tahun Kementerian Transmigrasi dan Desa Tertinggal biasanya selalu memberangkatkan transmigran asal Jatim.
“Kalau eks Gafatar mau ikut, pihaknya berjanji untuk memfasilitasinya. Transmigrasi ini salah satu solusi yang tepat karena mayoritas mantan anggota Gafatar ini juga sudah tak punya rumah lagi. Umumnya rumah yang dimiliki telah dijual untuk modal dan bekal ikut membuka lahan mandiri di Kalimantan,”tegasnya.
Untuk itu, jika berdasar hasil pendataan ternyata banyak eks Gafatar yang mau transmigrasi, Pemprov Jatim, pihaknya akan berkirim ke Kementerian Transmigrasi agar eks Gafatar diprioritaskan.
Menangapi hal tersebut, Pengasuh Ponpes Riyadlus Sholihin, Habib Hadi, mengatakan, adanya eks pengikut Gafatar meminta Pemprov Jawa Timur untuk menangani secara serius untuk mendapat arahan dan pemahaman masalah agama.
“Yang paling utama harus diberikan pemahaman masalah agama. Jika masih ada yang menolak, kami siap menerima untuk kita didik dan diberi pemahaman agar tidak salah persepsi,”kataya.
Anggota Komisi XI, DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (FKB) ini, mengimbau umat islam untuk memperkuat akidah agar jangan mudah mendengar satu pemahaman yang salah.”Karena islam itu sendiri agama yang Rahmatan Lil’Alamin,”papar Habib Hadi.
(M. HISBULLAH HUDA)