
PAMEKASAN | koranmadura.com – Sejumlah ibu rumah tangga asal Desa Lebbek, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan, Madura, berunjuk rasa ke kantor Camat setempat, Senin (27/4). Mereka mempertanyakan bantuan beras untuk rakyat miskin (raskin) yang diduga kuat dipotong. Mereka kecewa atas realisasi raskin di desanya selama empat bulan terakhir, hanya menerima satu kali. Padahal di desa lain masyarakat menerima setiap bulan dan utuh.
Menurut Kholifah, salah seorang warga asal Dusun Rompeng, Desa Lebbek, selama empat bulan terakhir warga sekitar hanya menerima 3 kg, semestinya menerima 15 kg per Kepala Keluarga (KK). Anehnya lagi, warga hanya menerima satu kali. Menurutnya, dugaan pemotongan ini tidak hanya terjadi tahun ini. Sebelumnya, pada 2015 realisasi raskin menyimpang dari aturan. Terhitung sejak Juni 2013-Desember 2015.
Setelah dikalkulasi, kata dia, raskin yang tidak didistribusikan sebanyak 7 bulan. Seharusnya, raskin direalisasikan terhadap masyarakat yang memang berhak menerima manfaat dan juga tidak dipotong. “Kami sengaja melakukan aksi ini, karena pihak yang berwenang sudah kelewatan dengan memotong raskin,” kata Kholifah.
Kholifah menilai sejak kepala desa Lilah, warga sekitar menerima raskin tidak utuh dan distribusi raskin itu jauh berbeda dengan desa yang bersebelahan dengan Desa Lebbek, seperi Desa Pakong, Desa Tebbul Timur, dan Tebbul Barat, rutin tiap bulan warganya menerima raskin. “Kami heran, kenapa di desa lain utuh ya dan warga setiap bulan menerima, sementara di Desa Lebbek distribusi raskin itu selelu ada pemotongan,” ungkapnya.
Dengan dugaan itu, Kholifah dan ibu-ibu lainnya menggelar aksi ke Camat dengan maksud dan tujuan untuk mengadu supaya segera diselesaikan. “Kami berharap Camat bisa mendengar suara kami dan kami tidak menginginkan hal ini terjadi lagi ke depan,” tandasnya.
Sementara itu, Camat Pakong, Pamekasan, Sahrul mengaku kaget atas kedatangan puluhan ibu tersebut, karena tidak memberikan surat pemberitahuan atau secara lisan sebelumnya. Sahrul menyatakan warga hanya tidak tahu informasi soal pendistribusian raskin di desanya, karena berdasarkan keterangan dari kades setempat raskin 2016 belum ditebus semua. “Yang ditebus hanya satu bulan sehingga wajar ketika warga hanya satu kali menerima,” kilahnya.
Terkait dengan pendistribusian 2015 yang tidak lancar, Sahrul enggan berkomentar. Di catatan koordinator raskin Kecamatan Pakong, semua raskin 2015 sudah terserap total. Sedangkan Kades Lebbek, Lilah mengakui 2016 penebusan raskin baru sekali karena penetapan pagu raskin baru turun pada Pebruari sehingga penebusannya baru dilakukan April.
“Saya juga tidak punya uang untuk menebus seluruh raskin selama empat bulan. Nanti kalau ada uang semuanya akan ditebus dan warga mendapatkan tiga kali lipat dari bulan yang tidak diterima sebelumnya,” ungkap Lilah. (RIDWAN/RAH)