
SAMPANG | koranmadura.com – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sampang terhadap pasien peserta BPJS kembali dikeluhkan. Tim Posko Kesehatan merilis bahwa rata-rata pasien melapor pasien BPJS yang tidak bisa menikmati obat gratis sebagaimana disediakan oleh pihak rumah sakit.
Salah satu tim penjaga Posko Kesehatan M Rokib mengatakan, rata-rata warga yang datang ke poskonya peserta BPJS dan Jamkesmas yang mengeluhkan pelayanan rumah sakit terkait tidak bisanya menikmati obat gratis yang tersedia di apotek RSUD Sampang. Padahal, biaya pengobatan (obat dan lainnya) untuk peserta BPJS dan Jamkesmas sudah ditanggung oleh pemerintah.
Berdasarkan data yang dimilikinya, ketika mereka (peserta BPJS maupun Jamkesmas) hendak menikmati obat gratis, pihak rumah sakit lantas menyuruhnya membeli obat di luar RSUD. Sehingga perbuatan pihak RSUD dinilainya telah menyalahi aturan pemerintah yang ada.
“Selama menjadi peserta BPJS ataupun Jamkesmas, mereka tetap harus menikmati obat gratis. Dan itu sebagaimana yang ditegaskan oleh kepala Dinkes Sampang,” ucapnya kepada awak media, Selasa (26/4).
Hal itu diketahuinya berdasarkan pemaparan kepala Dinkes beberapa waktu lalu kepada dirinya, bahwa peserta BPJS maupun Jamkesmas tidak ada kata pembelian obat diluar RSUD Sampang terkecuali bagi pasien jalur umum. “Itu penegasan dari dinkes. Jadi peserta BPJS ataupun Jamkesmas itu tidak diperkenankan membeli obat di luar apotek milik RSUD,” ucapnya.
Sementara Humas RSUD Sampang Yuliono mengatakan, adanya peserta yang membeli obat di luar RSUD harus diklarifikasi lebih dalam, apakah pasien tersebut mendapat resep dari luar atau memilih obat yang lebih baik yang dimiliki pihak RSUD. “Perlu diklarifikasi lagi mengenai pembelian obat itu, apakah memang kemauan pasien apa karena mendapat resep dari luar,” dalihnya.
Selain itu ia berdalih, selama ini peserta BPJS maupun Jamkesmas tidak pernah mengajukan keberatan kepada pihak RSUD Sampang. “Udah saya beli di luar. Dan dia tidak pernah komplen ke dokternya ataupun kepada kepala ruangannya,” kelitanya layaknya menirukan pasien.
Yuliono berdalih, pembelian obat di luar apotek RSUD karena pasien kebanyakan tidak betah untuk mengantre. Selain itu, beberapa pasien juga mengajukan pembelian obat di luar apotek di RSUD.
Namun di sisi lain, pihaknya tidak keberatan manakala jika ada pasien yang mengadu, akan tetapi pihaknya juga meminta untuk benar-beanr mengawal semua persoalan peserta BPJS termasuk dalam mengklarifikasi persoalan yang dialami peserta BPJS. “Ya tidak apa-apa. dikawal betul sehingga nanti kita bisa duduk bareng, dan kita bisa tahu salah nya itu dimana,” ucapnya. (MUHLIS/LUM)