
SUMENEP | koranmadura.com – Kualitas bantuan beras yang akan diberikan kepada masyarakat miskin (raskin) yang tersimpan di Gudang Bulog Sumenep dianggap tak layak untuk dikonsumsi manusia.
Hal itu diketahui saat anggota DPD RI asal daerah pemilihan Jawa Timur, Ahmad Nawardi melakukan inspaksi mendadak (sidak) ke Gudang Bulog Sumenep, Senin (16/5) siang. Nawardi tiba di lokasi sekira pukul 12.30 WIB.
Sebelum mengecek kondisi beras di gudang, ia sempat berbincang-bincang dengan Kepala Gudang Bulog Sumenep, Ainul Falah terkait kelancaran distribusi, baik kiriman dari Bulog Divre Jatim, maupun pendistribusian raskin ke masyarakat penerima manfaat selama ini.
Usai bertanya-tanya soal pendistribusian raskin di Kabupaten Sumenep sejauh ini, Nawardi langsung beranjak menuju gudang penyimpanan raskin. Dia mengaku ingin memastikan stok serta kualitas raskin yang diberikan kepada masyarakat.
Pria berkacamata itu seketika terkejut melihat kualitas raskin yang disimpan di gudang. Pasalnya dari beberapa sampel yang diambilnya, hampir semua kualitasnya sama; jelek dan tak sesuai standar atau di bawa kualitas medium.
Selain karena warnanya yang sudah tidak putih lagi, beras yang diambilnya sebagai sampel kemarin juga terlihat banyak yang patah disertai dengan bau tak enak. “Ini tak layak konsumsi. Kualitasnya jelek. Harusnya kualitas raskin itu medium. Kalau ini bukan,” tukasnya seraya menunjukkan beras yang ia ambil sebagai sampel.
Untuk memastikan bahwa jeleknya kualitas raskin itu bukan karena terlalu lama disimpan di gudang, Nawardi minta petugas membuka sak raskin di atas truk yang baru dikirim dari Divre Jawa Timur. Setelah dilihat, hasilnya tak jauh beda. Kualitasnya sama-sama di bawa standar.
Karena itu, dia mengaku akan menindaklanjuti temuannya tersebut. Dia akan menanyakan kepada pihak Bulog Pusat serta Menteri Pertanian, apakah jeleknya kualitas raskin tersebut memang sejak dibeli dari petani atau karena terlalu lama disimpan dalam gudang.
“Saya berharap, kalau raskin kualitasnya seperti itu tidak disalurkan kepada masyarakat. Kasihan. Apalagi sebentar lagi sudah mau masuk bulan puasa. Itu tak layak konsumsi. Layaknya dijadikan makanan ayam atau unggas,” tandasnya.
Kepala Bulog Sumenep, Ainul Fatah mengatakan, raskin yang diterima pihaknya dan didistribusikan kepada masyarakat sudah merupakan beras berkualitas medium. “Jika tidak sesuai dengan kriteria, silakan masyarakat mengembalikan. Pasti kami ganti dengan yang kualitas medium,” ujarnya.
Ia mengaku tidak mengetahui kerusakan raskin itu terjadi dimana, apakah dari petani atau karena lamanya disimpan di Bulog Jwa Timur. “Kalau memang mesyarakat penerima manfaat menolak, silahkan dikembalikan dan kami siap menggantinya,” tandasnya.
Ia memastikan bahwa temuan kualitas raskin di bawa standar itu bukan karena terlalu lama disimpan dalam gudang. Melainkan memang sudah dari Divre Jawa Timur. “Sejauh ini memang ada beberapa yang mengembalikan kepada kita,” aku lelaki yang akrab disapa Minul itu. (FATHOL ALIF/MK)