
BANGKALAN | koranmadura.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, mengkritik operasi pasar selama Ramadan yang digelar Pemerintah Kabupaten Bangkalan bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik. Ketua YLKI Bangkalan Fathur Rahman Said menilai operasi pasar yang akan digelar selama 35 hari mulai 27 Mei hingga 30 Juni 2016 itu kurang tepat sasaran karena hanya digelar di pasar induk tiap kecamatan. “Warga di pelosok desa tidak akan menikmati sembako murah ini,” kata dia, Minggu (5/6).
Pemilihan pasar induk sebagai lokasi operasi pasar juga kurang tepat. Menurut Fathur Rahman, jika dijual di pasar, sembako murah justru hanya akan dinikmati warga kalangan mampu. Dia yakin operasi pasar tak akan banyak pengaruhnya dalam menstabilkan harga sembako selama Ramadan dan lebaran. “Kesannya hanya seremonial saja, pokoknya operasi pasar digelar, sementara sasaran warga tidak jelas,” ujar dia.
Operasi pasar murah di Bangkalan juga mendapat perhatian khusus dari Kepolisian Resor Bangkalan. Kepala Satuan Intejen, Polres Bangkalan, Ajun Komisaris Abdul Hamid mengatakan berdasarkan pantauan intelejen, ada kerawanan yang mungkin muncul saat operasi pasar digelar. Semisal, ada pedagang pasar yang menyamar sebagai pembeli untuk melakukan aksi borong sembako.
Menurut Hamid, potensi itu muncul karena lokasi operasi pasar digelar di pasar tradisional. “Ini jadi perhatian kami, harus dicegah,” kata dia, saat rapat koordinasi lintas sektoral dalam rangka pengamanan Ramadan beberapa waktu lalu.
Terpisah, Asisten Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyar, Sekretariat Daerah Pemkab Bangkalan, Mohammad Fahri mengakui warga di pelosok desa memang belum terjangkau operasi pasar murah. “Karena memang sasarannya orang yang sedang belanja di pasar,” kata dia.
Menurut Fahri, meski dikritik, dia mengklaim operasi pasar tersebut mampu menekan harga sembako. Dari hasil sidak ke sejumlah pasar tradisional Rabu lalu, harga sembako di pasar induk Ki Lemah Duwur terpantau normal. “Hanya daging yang naik, itu pun hanya seribu atau dua ribu per kilo, masih wajar,” ungkap dia.
Item yang dijual dalam operasi pasar yaitu minyak goreng, gula, tepung ,dan beras. Selisih harga dengan pedagang antara dua ribu hingga tiga ribu rupiah per item. (ALMUSTAFA/RAH)