BANGKALAN | koranmadura.com – PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry menutup kantor cabang di Surabaya karena terus merugi. Penutupan kantor yang terletak di Dermaga Ujung, Pelabuhan Tanjung Perak itu dilakukan dengan tidak memperpanjang penyewaan gedung kepada PT Pelindo.
Supervisor ASDP Kamal, Kabupaten Bangkalan, Agusman mengatakan sejak 1 Mei 2016 lalu, General Manager ASDP Cabang Surabaya Supriyosa berikut karyawan pindah kantor ke kantor ASDP Kamal. “Untuk menghemat pengeluaran,” kata dia, Rabu (22/6).
Menurut Agusman, ASDP Surabaya perlu berhemat karena kerugian pada 2015 mencapai Rp 15,3 miliar. Sementara biaya sewa gedung di Tanjung Perak kepada PT Pelindo mencapai Rp 2,1 miliar per tahun. Dengan tidak memperpanjang sewa gedung, ASDP bisa menghemat kurang lebih Rp 1 miliar. “Sekarang kami hanya sewa dermaga saja ke Pelindo,” ujar dia.
Selain menutup kantor, ASDP Kamal juga memindahkan sebanyak 24 karyawan ke daerah lain yang aktiVitas penyeberangannya sedang ramai dan berkembang, antara lain ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, dan Pelabuhan Kariangau, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Menurut Agusman, alasan rotasi pegawai tersebut sama yaitu berhemat anggaran. “Kalau sampai sekarang kami masih beroperasi, itu karena ada subsidi silang dari pelabuhan lain,” ungkap dia.
Sejak Jembatan Suramadu diresmikan pada 2009 silam, Pelabuhan Kamal terpuruk, penumpang sepi karena banyak pengguna kapal beralih lewat Suramadu bila ingin ke Surabaya.
Data ASDP Kamal menyebutkan, ketika awal Suramadu beroperasi, jumlah total penumpang roda dua masih mencapai 2000 ribu unit perhari. Roda empat mencapai 250 unit perhari termasuk truk. “Kami masih ada keuntungan,” kata Agusman.
Juni 2015, ketika pemerintah menggratiskan Suramadu untuk kendaraan roda dua, jumlah pengguna kapal kian merosot, dari rata-rata 2000 unit per hari turun ke angka 1600 per hari. ASDP Kamal makin merugi setelah delapan bulan kemudian, pada Februari 2016, pemerintah mengoreksi tarif tol Suramadu sebesar 50 persen dari harga sebelumnya. “Sekarang pengguna sepeda hanya 1200 unit dan roda empat 60 unit per hari, kami merugi,” ungkap Agusman. (ALMUSTAFA/RAH)