BANGKALAN – Ada-ada saja cara yang dilakukan warga untuk menyampaikan aspirasinya. Kemarin (19/5), puluhan warga Perumnas Desa Tunjung, Kecamatan Burneh melakukan aksi protes dengan cara menanam beberapa pohon pisang di tengah jalan raya yang rusak dan menjadi langganan banjir bertahun-tahun dan menggenangi perumahan mereka.
Selain itu, mereka juga meletakkan kandang bebek di jalan yang rusak. Mereka kesal karena sudah belasan tahun banjir dan jalan rusak tidak pernah ditangani pihak terkait.
”Kami kesal karena pengelola Perumnas Tunjung tidak segera menanggapi keluhan warga yang disampaikan berkali-kali,” kata Rantino, pengurus RW setempat.
Selain itu, warga juga mengeluh sempitnya pengairan di perumnas yang tidak mampu menampung air hujan hingga menyebabkan air meluber ke jalan. Air yang terus menggenangi jalan menyebabkan jalan menjadi rusak sepanjang satu kilometer, yakni di jalan Laut Arafuru dan Jalan Laut Banda.
Tidak hanya menanam pohon pisang, warga dan anak-anak setempat, juga meletakkan kandang bebek di tengah jalan sebagai bentuk protes. Oleh karena itu, warga berencana mendatangi kantor pengelola Perumnas Tunjung di Surabaya jika tuntutannya tidak segera dipenuhi.
”Kami sudah bersabar selama belasan tahun. Namun, pengelola perumahan tidak kunjung memperbaiki jalan yang rusak. Warga mengungkapkan kekesalannya dengan menaruh kandang bebek di jalan yang rusak dan menanam pohon pisang,” terangnya.
Warga juga mengaku pernah mengajukan bantuan perbaikan jalan ke Pemerintah Kabupaten Bangkalan. Akan tetapi, pemerintah kabupaten Bangkalan tidak bisa memperbaiki jalan di Perumnas Tunjung karena status pengelolaannya masih di bawah Perum Perumnas Regional Enam Surabaya. (ori/rah)