SUMENEP, koranmadura.com– Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur untuk membangun payung elektrik di depan Masjid Jamik mulai menuai protes dari sejumlah kalangan.
Qusyairi, pengamat lingkungan di Sumenep menilai rencana tersebut tanpa asas manfaat sehingga hanya akan menghambur-hamburkan anggaran. “Kami kira rencana itu perlu ditinjau ulang, karena tidak ada asas manfaat bagi masyarakat,” katanya, Kamis, 6 April 2017.
Untuk mensukseskan rencana itu, Pemerintah Daerah melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Tata Ruang setempat telah menyediakan anggaran sebesar Rp11 miliar. Anggaran itu dinilai cukup untuk membangun empat unit payung elektrik seperti di Masjid Nabawi, Madinah.
“Selain tidak ada asas manfaatnya, rencana pembangunan itu bisa menghilangkan eksistensi atau kekeramatan Masjid Jamik. Lebih baik nuansa alamnya dibikin lebih eksotis lagi, seperti ditanami pepohonan saja,” jelasnya.
Sedangkan anggaran untuk pembangunan tersebut sebaiknya dialihkan kepada program yang bersentuhan dengan masyarakat. “Apa tidak lebih baik anggaran itu dibuat untuk membangun listrik saja, saya kira kita lebih iba melihat masyarakat Sumenep masih banyak yang belum menikmati aliran listrik dan berada di bawah garis kemiskinan,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Tata Ruang Kabupaten Sumenep, Bambang Iriyanto mengatakan, pembangunan empat payung elektrik itu merupakan bagian dari program pemerintah bangun desa nata kota. “Kami sediakan Rp11 miliar untuk pembuatan payung elektrik, payung elektrik ini menggunakan sistem mekanik nanti,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Tata Ruang Kabupaten Sumenep, Bambang Iriyanto, Minggu, 19 Maret 2017 lalu.
Menurutnya, saat ini anggaran pembangunan empat unit payung elektrik telah memasuki proses tender, sehingga dipastikan tidak lama lagi pekerjaan akan dilakukan. “Diperkirakan pekerjaannya membutuhkan waktu dua tahun, sangat tidak mungkin bisa selesai dalam kurun satu tahun. Makanya proyek itu dimasukan kategori proyek multi year,” ungkapnya.
Dikatakan, gagasan itu dilakukan guna menambah kecantikan dan keelokan Masjid Agung yang memiliki nilai sejarah tinggi, dan Kota Sumenep pada umumnya. Ke depan kota Sumenep bisa menjadi diestinasi pilihan bagi wisatawan domestik, hingga manca negara.”Target utama kami bagaimana Sumenep ke depan ada perubahan, semoga saja kehadiran empat payung elektrik tersebut bisa membuat Sumenep lebih cantik,” tegasnya. (JUNAIDI/BETH).
