KORANMADURA.com – Tiap orangtua pasti ingin anaknya sukses. Itulah sebabnya, orangtua suka menerapkan disiplin terhadap anak-anaknya. Tetapi, kadang-kadang rasa kesal datang akibat perbuatan anaknya. Nah, yang jadi masalah, orangtua kadang langsung melampiaskan emosinya dengan membentak anak.
Menurut banyak ahli, membentak-bentak, meneriaki, apalagi menggunakan kekerasan bukanlah hal yang bijak untuk diterapkan pada anak. Masih ada cara lain yang bisa membuat anak memahami maksud orangtua.
Bagaimana cara menahan emosi saat anak berbuat salah?
1. Apakah benar-benar harus marah?
Saat kita marah kepada anak, masalahnya seringkali sepele. Maka, tetapkan dulu batasan-batasan perilaku mana yang perlu ditindak tegas dan mana yang masih bisa dibicarakan baik-baik. Ingat, tidak semua kenakalan anak harus direspon dengan cara memarahi atau menghukum anak.
2. Tenangkan diri
Saat melihat anak berulah, kita mungkin jadi naik pitam dan akhirnya berteriak atau membentak. Kita bisa menghindari luapan emosi ini dengan berbagai cara untuk membuat diri serileks mungkin.
Hal pertama yang paling mudah dilakukan adalah dengan cara menarik napas sedalam mungkin. Embuskan dan ulangi beberapa kali sampai emosi lebih stabil.
Kedua, kita bisa pergi menjauh dulu dari si kecil, misalnya ke kamar. Jika sudah merasa lebih tenang, baru boleh mengajak anak berbicara dan memberikan arahan untuk tidak mengulangi perilakunya lagi secara tegas.
3. Coba menghitung
Selain memberikan penegasan pada anak, menghitung satu sampai sekian bisa membantu orangtua menahan emosi. Misalnya, “Rapikan mainanmu sekarang. Ibu hitung sampai sepuluh. Kalau sampai sepuluh belum rapi, kamu tidak boleh pakai mainan ini lagi. Satu… Dua…”.
Nah, jika si kecil masih belum mematuhi perintah, coba beri peringatan lagi dengan sikap yang tegas tanpa meneriaki atau membentak anak.
4. Hindari memukul
Memukul akan mengajarkan anak-anak bahwa menyakiti orang lain itu diperbolehkan. Hal ini membuat mereka percaya bahwa cara memecahkan masalah adalah dengan menggunakan kekerasan. Maka, untuk mendisiplinkan anak, jangan memukul atau menyakiti anak secara fisik.
Memukul anak tidak akan membuat kita merasa lebih baik. Bukannya lega, kita justru akan dihantui rasa bersalah dan emosi negatif lainnya. Apalagi kekerasan bisa membuat anak kehilangan kepercayaan pada orangtua sehingga ia justru akan bertingkah lebih nakal.
5. Kendalikan cara bicara
Hasil sejumlah penelitian mengatakan dengan semakin tenang kita berbicara, semakin mudah juga kita menenangkan perasaan dan menahan emosi. Sebaliknya, jika kita menggunakan kata makian atau bentakan pada anak, semakin naik juga amarah. (kompas.com/rah)