JAKARTA – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta membantah berita yang menyebutkan, partainya menargetkan pengumpulan dana untuk Pemilu tahun depan senilai Rp 2 triliun. Berita tersebut merupakan imajinasi yang kejauhan. “PKS sama sekali tidak sedang mengumpulkan dana sejumlah itu. Kita tidak pernah membahas soal itu, apalagi soal angka. “Itu beyond imagination,” jelas Anis usai bertemu Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta, Selasa (21/5).
Tetapi, dia mengaku tidak tahu kalau ada pembahasan secara individu soal target pengumpulan dana tersebut. Tetapi secara institusi partai, PKS tidak tahu menahu rencana pengumpulan dana sebesar Rp 2 triliun itu. “Ada pembahasan secara individu kita tidak tahu. Kalau sebagai partai kita tidak pernah membicarakan itu,” jelasnya.
Anis juga mengaku sama sekali tidak pernah ditanya penyidik KPK soal dirinya menerima aliran dana dari Fathanah. “Saya sama sekali tidak pernah ditanya penyidik KPK soal itu. Tidak ada. Jadi pertanyaan untuk saya dari penyidik KPK cuma soal dua hal. Pertama soal sertifikat rumah, kedua soal kebijakan pilkada. Kalau aliran dana tidak ada,” imbuhnya.
Urusan Fathanah dengan Luthfi, sambung Anis adalah hubungan pribadi, tak ada kaitan dengan partai. “Kalau urusan dia sama Pak Luthfi biarkan saja. Ini urusan pribadi dia dengan Pak Luthfi. Jadi saya tidak mengerti betul detilnya. Tanya saja ke kuasa hukum. Intinya pendanaan soal partai tidak ada. Dari alirannya sama sekali tidak ada,” tuturnya.
Sementara menyinggung soal kunjungannya ke Din Syamsuddin, Anis Mata yang sebelumnya menjabat sebagai Sekjen PKS mengaku bahwa ini adalah sebuah silaturahmi biasa. Tetapi setelah berkunjung ke Muhammadiyah, dia akan sowan dengan organisasi massa lainnya. “Ini merupakan rangkaian silaturahim dengan ormas Islam. Sekarang jadwalnya dengan Muhammadiyah,” ujarnya.
Pertemuan dengan PP Muhammadiyah membahas tentang perencanaan Undang-undang yang dibuat DPR. PKS secara khusus mengajak PP Muhammadiyah dalam forum legislasi. “Ada satu pengalaman kecil saat pembahasan RUU Ormas. Alhamdulillah RUU Ormas sudah ditunda, berkat komunikasi bagus selama ini. Kita ingin meningkatkan komunikasi informal ini menjadi lebih efesien dengan cara membentuk forum legislasi,” katanya.
Saat ditanya, apakah safari ke pimpinan ormas-ormas besar itu dalam rangka meminta dukungan terhadap PKS yang sedang terbelit kasus dugaan korupsi impor daging sapi yang melibatkan mantan presiden partai itu Lutfhi Hasan IShaaq, Anis menegaskan tidak. “Kita tidak membahas masalah itu secara khusus di sini. Jadi tidak ada pembahasan seperti itu, dan lebih banyak soal legislasi saja. Masalah ini kan masalah pribadi. Jadi pembahasan kali ini antar institusi saja jadi tidak membahas masalah pribadi dalam hubungan institusi,” jawabnya.
Dia melanjutkan, “Kita tentu membutuhkan dukungan moral dari Muhammadiyah terhadap agenda-agenda yang diperjuangkan PKS sebagai parpol. Tapi sepanjang menyangkut masalah individu biarlah kita letakkan itu sebagai masalah individu. Kita tidak campur-adukkan dalam pembahasan ini,” ujarnya. (gam/abd/aji)