JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengaku hanya pernah bertemu terdakwa kasus dugaan korupsi impor daging sapi Ahmad Fathanah. Sebaliknya Fathanah mengaku mengenal politisi vokal PKS tersebut. Padahal sebelumnya, Fahri mengaku sama sekali tidak mengenal Fathanah.
“Ini ada operasi KPK, foto di HP Fathanah dia keluarin, di situ saya ada foto dengan Fathanah ya dia sahabat Pak Lutfhi. Nggak mungkin saya nggak ketemu dia (Fathanah),” kata Fahri Hamzah saat menemui wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/6).
Dalam pertemuan itu menurut Fahri, ia tidak bercakap-cakap dengan Fathanah, apalagi membahas soal kasus atau hal-hal yang menjadi proses hukum saat ini. “Anda bisa cek apa ada percakapan saya dengan dia?” ucapnya.
Fahri juga menyatakan soal kenal mengenal tidak relevan dengan kasus Fathanah. Seolah dengan mengenal siapa saja bisa terseret kasusnya. “Ini irrelevan saja, saya terus terang nggak tertarik semacam ini,” kata anggota komisi III itu.
Sebelumnya, Fathanah mengaku kenal dengan Fahri Hamzah meski sebelumnya Fahri menyatakan tak mengenal. “Insya Allah kenal,” kata Fathanah usai persidangan di Pengadilan Tipikor Senin (24/6) kemarin.
Sementara itu terkait dakwaan jaksa penuntut umum di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Senin (24/6) lalu yang menyebutkan adanya pengumpulan dana Rp 2 triliun dari tiga kementerian yang digawangi oleh kader PKS, Juru Bicara PKS Mardani Ali Sera secara terpisah Selasa (25/6) menyebut dakwaan tersebut tidak logis.
“Kalau Rp 2 T itu kan katanya dari tiga kementerian, kok kita nolak kenaikan harga BBM? Kalau kita benar-benar mau duit Rp 2 T dari tiga kementerian, lebih baik kita dukung BBM dong, jadi aman. Jadi anak baik gitu,” tegasnya.
Jika PKS menginginkan duit itu, maka lebih baik PKS bersikap baik mendukung segala keputusan Setgab, termasuk menaikan harga BBM. Dengan demikian, duit tersebut bisa lebih terjaga masuk ke kantong PKS.
Namun, PKS tidak mengambil sikap oportunis semacam itu. PKS lebih memilih untuk menolak kenaikan harga BBM meskipun nasib keberadaan tiga menterinya di kabinet menjadi terancam. “Namun, karena itu sudah masuk materi persidangan, nunggu proses persidangan saja,” lanjut Mardani.
Di dalam sidang di Pengadilan Tipikor Senin (24/6) lalu, jaksa Avni Carolina mengatakan 12 Juli 2012 lalu, Luthfi bersama Yudi Setiawan dan Ahmad Fathanah pernah bertemu membahas dana Pemilu sebesar 2 triliun. “Konsolidasi pemenuhan dana Rp 2 triliun pemenuhan target PKS pada Pemilu 2014,” kata Avni saat membacakan surat dakwaan Luthfi Hasan Ishaaq, mantan Presiden PKS.
Di dalam pertemuan itu, Yudi merancang darimana PKS bisa mendapatkan dana sebesar itu. Kesimpulannya, dana itu akan didapat dari proyek di tiga Kementerian yang dipimpin oleh kader PKS. “Dari Kementan Rp 1 triliun, Kemensos Rp 500 miliar dan Kemenkominfo Rp 500 miliar,” papar Avni. (gam/aji/abd)