JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat dipersepsikan sebagai partai yang paling korup di Indonesia. Sebaliknya, dua partai papan bawah, Partai Hanura dan Partai Gerindra masih dipersepsikan publik sebagai partai yang relatif “bersih” atau partai yang kadernya jarang tersangkut kasus korupsi.
Dalam hasil survei nasional “Persepsi Publik Terhadap Integritas Institusi Demokrasi” Lembaga Survei Nasional (LSN), diketahui sebanyak 11,1 % responden menilai Partai Hanura dan Gerindra sebagai Partai yang dipersepsikan cukup bersih. Pada posisi tiga, sebanyak 7,5 % responden menilai PPP sebagai partai yang bersih.
“Partai Hanura dan Partai Gerindra masih dipersepsikan publik sebagai partai yang relatif ‘bersih’ atau partai yang kadernya jarang tersangkut korupsi,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar S Bakry, Selasa (16/7).
Partai terbersih versi LSN, berturut-turut yakni Partai Hanura (11,1 %), Gerindra (11,1%), PPP (7,5%), PDIP (6,4%), Golkar (5,6%), PKB (5,1%), PAN (5,1%), Nasdem (3,7%), PBB (2,2%), dan PKPI (2,2%). Sedangkan untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat harus puas bertengger diurutan paling buncit dengan dukungan hanya 0,6% responden.
LSN melakukan survei pada tanggal 1 sampai dengan 10 Mei 2013 di 33 (tiga puluh tiga) provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Jumlah sampel yang diambil sebesar 1.230 responden, diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multistage random sampling).
Pada bagian lain survei itu disebutkan bahwa elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) ternyata masih bersaing ketat dengan mantan ketua umum dan mantan Wapres Muhammad Jusuf Kalla, meskipun Ical sudah resmi dideklarasikan menjadi capres Partai Golkar untuk pemilu presiden tahun depan.
“Aburizal Bakrie dan Jusuf Kalla merupakan tokoh di internal Partai Golkar yang paling diunggulkan publik untuk diusung partai tersebut sebagai capres pada Pilpres 2014 mendatang,” kata Peneliti LSN Dipa Pradipta dalam Pemaparan hasil survei lembaganya itu.
Untuk para calon presiden, lembaga ini mengambil sampel sebanyak 1.230 responden melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error 2,8 persen dan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka dengan bantuan kuesioner. Responden terdistribusi 50 persen laki-laku dan 50 persen perempuan. Hasil survei ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif berupa media analisys dari sejumlah surat kabar nasional dan daerah.
Hasil survei tokoh internal Partai Golkar itu, menunjuukan Aburizal Bakrie unggul tipis dengan perolehan 37,2 % diatas Jusuf Kalla 36,1%. Sementara calon lainnya berada jauh di bawah keduanya, seperti Akbar Tandjung dan Agung Laksono yang masing-masing meraih 6,5 dan 2,7 persen suara. Fadel Muhammad hanya meraih 1,6% suara responden, Idrus Marham (1,5%), Priyo Budi Santoso (0,9%), Teo Sambuaga (0,7%), dan Syarif C. Sutardjo (0,5%). (gam/aji)