Oleh : Imron Mustofa*
Kekejaman Yahudi kian menjadi-jadi. Belum lama ini, Palestina kembali menjadi korban kebrutalan kaum Yahudi. Beribu-ribu korban berjatuhan. Permukiman dan tempat ibadah pun tak luput dari gempuran tentara Yahudi. Lantas, apakah yang mendorong mereka melakukan kekejaman ini? Jawabannya ada dalam buku berjudul “Sejarah Konflik Peperangan Kaum Yahudi” ini.
Buku ini mencoba mengupas sejarah konflik dan peperangan kaum Yahudi sejak zaman Nabi Muhammad Saw hingga sekarang. Menariknya, Najamudin tak sekadar menjabarkan sejarah dengan linier serta deskriptif, melainkan juga menelusuri sebab musabab terjadinya perang dan konflik antara kaum Yahudi dan bangsa-bangsa lain.
Sejarah mencatat, setelah masa kenabian Sulaiman, banyak di antara kaum Yahudi yang berdiaspora dengan menyebar ke berbagai wilayah, salah satunya tanah Arab. Di Arab, mereka membangun permusuhan dengan Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya. Namun, setelah berbagai kekalahan dialami kaum Yahudi, banyak di antara mereka yang menyebar dan bergabung dengan kaum-kaum Yahudi yang berada di Eropa, seperti Spanyol, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya.
Kesombongan adalah karakter Kaum Yahudi. Mereka tidak mau berbaur dengan masyarakat di luar golongannya. Meski datang dan tinggal dalam lingkungan masyarakat yang plural, kaum Yahudi hanya bisa berbagi dengan kalangannya sendiri. Kaum Yahudi menganggap bahwa orang yang ada di luar golongannya lebih rendah. Mereka selalu mempunyai cita-cita untuk menjadi penguasa di atas kaum lainnya. Inilah yang bagi sebagian negara Eropa dianggap sebagai ancaman yang harus dibenamkan dari muka bumi. Bahkan, Dr. John Harclerk, seorang cendekiawan Inggris, pernah menyatakan dalam tulisannya di The Guardian London: Demikianlan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Maka selamatkanlah Eropa dari peperangan yang membinasakan. (hal. 50)
Setelah sekian lama kaum Yahudi berdiaspora ke daerah Eropa dan berhasil membangun jejaring-jejaring sosial, mereka pun berniat untuk merebut Palestina dari bangsa Arab. Hal itulah yang menjadi pemicu awal pertumpahan darah yang terus berantai mewarnai tanah Palestina. Pelbagai strategi dan konspirasi dilakukan oleh kaum Yahudi internasional agar barisan kaum Yahudi semakin kuat untuk merebut Palestina. (hal. 101)
Konflik antara Yahudi (Israel) dan Palestina pertama kali dipicu oleh Balfour Declaration (2 November 1917) yang menyatakan bahwa Inggris mendirikan a nation home untuk bangsa Yahudi di Palestina. Hal ini tentu diprotes keras oleh bangsa Arab karena dianggap merugikan bangsa Arab serta melanggar perjanjian antara Inggris dan Arab. Bagi kaum Yahudi, hal ini tentu sangat menguntungkan demi lancarnya gerakan zionisme. Meski perlawanan keras dilakukan bangsa Arab, kaum Yahudi tetap melakukan gerakan politiknya untuk mendirikan sebuah negara hingga berhasil merebut Palestina.
Begitu banyak strategi dan konspirasi yang dilakukan kaum Yahudi untuk menguasai dunia. Bahkan, sebagian besar tragedi di berbagai belahan dunia, seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II, jatuhnya Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, Perang Irak, Tragedi WTC, dan sebagainya, didalangi oleh kaum Yahudi. Menariknya, tragedi-tragedi bersejarah ini terangkum apik dalam buku ini. Bahasanya tak berbelit-belit, sehingga pembaca lebih mudah memahaminya.
*) Pustakawan di Paradigma FITK UIN Sunan Kalijaga