Di Kolam
di kolam ini
aku mengenal ikan-ikan yang kuning hitam
beserta bebatuan dan lumut yang kumal
di kolam ini
tiba-tiba tubuhku gigil
terbayang seperti ikan-ikan itu.
Kutub, 2014
Sajak Buat Ana
jangan tanyakan lagi
kenapa akau masih berdiri di bawah langit biru ini
sebab aku percaya di sana
ada air hujan yang akan jatuh ke tanah ini
yang hendak membuat basah
;hutan rimbun dan rerumputan hijau kembali
sebab matahari masih pagi
aku berdiri di sini
menatap bunga-bunga yang mekar
yang harumnya mendamaikan ingatan
;ingatan tentangmu
maka aku tetap di sini
di kotamu, sebagai satu-satunya orang yang dungu
sebab rindu.
Kutub, 2014
Keberangkatan Dua Merpati Jantan
–Ridhafi & Mat Kho’
barangkali jalan di ingatannya tak pernah buntu
mengingat jalan pulang kampung halaman
pohon-pohon yang besar dan rimbun dengan dedaun
beserta laut yang terus memanggil nasib
untuk kembali menjadi sepasang merpati jantan
yang berputar-putar saban pagi
dan sore hari
menyaksikan biru langit nenek moyang
sebelah timur kota ini
hidup mereka bermula
tepatnya, di wilayah Arya Wiraraja mendirikan kerajaan
tanah yang keras oleh mimpi
dan perjuangan itu
meraka yang telah sudi memilih jalannya sendiri
mencari dan perperang melawan hal-hal yang nyeri
akhirnya, mereka pun kini kembali
saat musim mengabarkan keresahan
;keresahan rindu yang kepalang menggunung
di dadanya
barangkali jalan di ingatannya tak pernah patah
oleh susunan tanggal dan hari yang jatuh—bersimbah.
Kutub, 2014
Di Sebuah Kali
di bawah pohon jati
di sebuah kali yang airnya tenang mengalir
aku mengalirkan pandangku ke selatan
mencari batas diri-Mu yang kekal.
Rumi, 2014
Bragung
(sesaat keberangkatan ke Jogja)
kerena aku terlahir di tanahmu
dan besar dari udara dan rimbun pohon-pohon di situ
maka aku tak akan membuat sesuatu yang kekal untuk kepergian ini
aku pamit, mohon doa dan restumu
aku hanya ingin mengenali cuaca dan berapa banyak musim
di kota Jogja, setelah itu aku akan kembali
mengecup mekar kembang bersama orang-orang yang senyumnya
tak pernah padam, di tanahmu ini.
Kutub, 2014
Aku Masih Di sini
–Ana fifitrotin
aku masih di sini
di bawah milyaran bintang
di hari yang malam
duduk di atas kursi
yang terbuat dari rotan
menanggung beban
;rindu yang kepalang
aku masih di sini
menyisir rambut
dan berharap kepada
sesuatu yang rontok
bahwa ingatanku tetap utuh mengingatmu
sekarang pun aku tetap disini
menulis puisi
kerena nyenyamuk
dan kelelawar
selalu mampir dan berbilang
dalam puisi
aku bisa menemukanmu sebagai sesuatu yang nyata.
Kutub, 2014
Bus itu
_Muchlas J
bus itu yang akan membawa mimpi dan dirimu
sampai ke kampung halaman
di dalamnya telah selesai dikisahkan
jalan yang lapang bagi rindumu
senyum untuk berjumpa dengan kerabat
dan teman-teman dekat
tapi, bus itu juga yang membuat wajahmu sendu
sebab yang telah selesai dititip pesan
selalu membayang sebagai kenangan
Kutub, 2014
Di Kamar Mandi
di sini, aku menyerah diri pada basah
melepas segala pakaian
serupa ikan-ikan yang riang
bermain lumut dan mengelilingi batu-batu
air mengaliri seluruh badan
mengisah waktu
beberapa menit kemudian
aku pun gigil
dan diam.
Kutub, 2014
Matahari
sambutlah matahari pagi ini, kekasih
yang menerobos jendela rumahmu
dan mencuri tidurmu yang nyenyak
di halaman rumahmu, ia telah siapkan
berbilang kabar keindahan
dari bunga-bunga yang sempurna mekar
dan rerumputan hijau
sampai cuaca yang santun mengirim musim
sambutlah kekasih, matahari pagi ini
meski ia bukan aku
tapi, sebab ia, engkau dapat menjumpaiku.
Kutub, 2013
Cukup Dirimu dan Tuhan
cukup dirimu dan tuhan yang tahu
perihal mayatku yang terdampar
di sebuah danau yang airnya tak mengalir lagi
cukup dirimu dan tuhan yang merasakan
aroma busuk tubuhku
ikan-ikan dan ulat-ulat telah menganggapnya
sebagai suatu yang lezat dan memikat penciuman
cukup dirimu dan tuhan yang tahu
selebihnya orang-orang akan mengenggapku
masih ada sebagai manusia.
Kutub, 2014
ANWAR NOERIS, Lahir di Sumenep, Madura 19 Februari 1993. Bergiat di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta (LSKY) dan Nyantri di Pondok Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari, yogyakarta. Jln, Parangtritis KM 7,5. No 44 Cabeyan, Sewon Bantul, Yogyakarta.