
SUMENEP – Suasana gedung kantor DPRD Sumenep, sejak hari Senin (30/3) kemarin tidak terlihat seperti biasanya. Bahkan gedung wakil rakyat yang berada di jalan Trunojoyo Sumenep itu tampak lengang, dan tidak ada sedikitpun kegiatan kedewanan.
Pantauan Koran Madura, Selasa (31/3), hanya bisa dihitung dengan jari anggota dewan dan abdi negara yang berada di ruang fraksi dan ruang komisi, namun di beberapa rungan lain, banyak tak terlihat batang hidungnya.
Salah satunya di lantai I, ruang fraksi dan ruang komisi tidak terlihat satupun keberadaan wakil rakyat. Sementara di lantai 2, yang meliputi ruang rapat paripurna, kantor Sekretaris Dewan, Kabag Hukum DPRD Sumenep dan juga kantor Ketua Dewan hanya dihuni oleh staf yang berstatus PNS.
Anehnya meskipun selama sepekan terakhir, yakni dari tanggal 30 Maret 2015 hingga tanggal 6 April 2015 mendatang semua wakil rakyat sedang ada agenda reses, namun sebagian warga masih berdatatangan ke kantor DPRD untuk menemui wakilnya.
”Jadi, selama enam hari ke depan anggota dewan menjalankan reses. Yakni dari tanggal 30 Maret sampai tanggal 6 April,” kata Wakil Ketua DPRD Sumenep Moh. Hanafi.
Dirinya menjelaskan, tujuan dilakukan reses untuk menyerap aspirasi masyarakat kecil yang nantinya akan dijadikan acuan dalam pembahasan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) selanjutnya.
Selain itu, sebagai kontrol terhadap tugas kepemerintahan dan juga pembangunan yang dilakukan oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di berbagai wilayah yang ada di lingkunan Kabupaten Sumenep.
Semua kegiatan yang telah dilakukan oleh anggota dewan di berbagai lokasi sesuai konstituennya, dan hasilnya akan diparipurnakan. Sehingga, setiap anggota dewan diwajibkan menyusun laporan setiap kegiatan yang telah dijalanan selama sepekan ke depan.
”Kalau tidak salah, hari Senin atau Selasa mendatang laporannya sudah masuk. Karena akan segera diparipurnakan,” terang Politisi Partai Demokrat itu.
Ditanya soal besaran anggaran yang dikeluarkan oleh negara untuk pelaksanaan reses selama ini, dirinya enggan untuk menyampaikan secara rinci. ”Saya kira anggaran pelaksaan reses ini sudah sangat jelas, mulai konsumsi, sewa tempat, honor nara sumber dan biaya yang lain. Kalau tidak salah, anggaran setiap acara sebesar Rp 3,4 jutaan,” jelasnya.
Lanjut Hanafi, selama sepekan ini agenda reses dibagi mejadi tiga kali tatap muka dengan jumlah peserta sebanyak 225 orang. Sehingga, setiap kali acara reses itu dilakukan, maka jumlah peserta sebanyak 75 orang. ”Nah biaya sebesar 3,4 juta setiap acara itu, masih dipotong pajak 10 persen. Tapi potongan pajak itu hanya berlaku untuk dana konsumsi. Karena dana untuk konsumsi sangat besar, sementara untuk biaya yang lain tidak,” tukas Hanafi.
(JUNAEDI/SYM)