
PROBOLINGGO – Prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) terkait curah hujan nampaknya tak sesuai. Sebab beberapa minggu terakhir, hujan masih saja mengguyur wilayah Probolinggo. Padahal BMKG memperkirakan puncak hujan terjadi sekitar akhir Maret sampai dengan awal April bulan ini.
“Itukan cuma perkirakan cuaca saja. Namun untuk sejatinya hujan tergantung dari kehendak sang pencipta,” terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi, kepada wartawan, Senin (20/4).
Menurutnya, terkait dengan turunnya hujan saat ini memang warga masyarakat tetap harus waspada terkait potensi banjir kerap kali datang ketika hujan deras turun. Sebab volume hujan memang cenderung tinggi dibandingkan dengan pekan terakhir bulan lalu.
“Apalagi kalau hujan terjadi ketika dalam waktu yang relatif lama. Jadi warga perlu berhati-hati,”tandas Dwijoko Nurjayadi.
Wilayah Kabupaten Probolinggo, kata Dwijoko Nurjayadi, termasuk wilayah rawan akan terjadinya bencana alam termasuk bencana banjir, longsor dan juga puting beliung.Sehingga dengan adanya potensi tersebut bencana harus diwaspadai.”Karena datangnya bencana memang tidak mengenal waktu,” ucapnya.
Untuk daerah yang rawan akan terjadinya bencana banjir memang cukup luas. Diantaranya daerah Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Krejengan, Kraksaan Besuk, dan Pakuniran.
“Semua daerah tersebut berada do daerah dataran rendah. Kalau sudah hujan deras di beberapa daerah tersebut banjir kerap kali merendam perumahan warga,”kata Dwijoko Nurjayadi.
Selain itu, pihak BPBD dipastikan akan bergerak cepat jika bencana datang. Sebab pemkab Probolinggo sudah membentuk tim reaksi cepat tanggap bencana.
“Salah satu dengan bekerjasam dengan pihak kecamatan dan dinas terkait termasuk dengan kepolisian dan TNI yang ada,” imbuhnya.
Pihaknya juga menyarankan kepada masyarakat agar tidak hanya menunggu dari laporan pemerintah saja mengenai terjadi bencana yang timbul ditengah-tengah masyarakat.”Tetapi juga harus reaktif untuk memberikan informasi terkait adanya bencana,”papar Dwijoko Nurjayadi.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)