SUMENEP – Belum turunnya bantuan beras untuk masyarakat miskin (raskin) hingga bulan keempat ini membuat banyak masyarakat bertanya-tanya. Bahkan, masyarakat mulai khawatir ketika sudah cair nanti justru akan dipermainkan.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi I DPRD Sumenep, Abdul Hamid Ali Munir berdasarkan hasil reses yang dilakukannya beberapa waktu lalu. Politisi PKB itu menyatakan bahwa, saat pelaksanaan reses beberapa waktu lalu, muncul banyak pertanyaan dari masyarakat terkait pencairan raskin yang belum turun.
Kata Hamid, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, seharusnya sampai bulan ini raskin sudah turun semua. “Bahkan masyarakat pun bertanya, apakah program itu dihapus atau tidak. Karena sampai bulan keempat, mereka tidak menerima raskin,” tuturnya.
Politisi Dapil IV itu menuturkan, masyarakat juga banyak yang khawatir akibat tak kunjung turunnya raskin hingga saat ini. Jika dibiarkan berlarut-larut tanpa ada kepastian, lanjutnya, masyarakat khawatir nantinya malah akan membuka peluang kalau raskin akan diper-mainkan oleh oknum-oknum tertentu.
“Misalnya, karena sudah berapa bulan tak cair, masyarakat biasanya menerima raskin sebanyak tiga atau empat bulan hanya disampaikan satu atau dua bulan saja. Masyarakat khawatir seperti itu. Saya sendiri berharap tidak sampai terjadi hal semacam itu,” harapnya.
Selebihnya, Hamid mengungkapkan, pihaknya akan mendesak pihak-pihak terkait untuk mengawal agar raskin itu bisa segera dinikmati para penerimanya. “Pasti akan kami tindak lanjuti. Karena hasil reses itu adalah amanah dari rakyat. Persoalan raskin ini harus tetap dikawal agar cepat dicairkan,” tegasnya.
Terkait hal itu, Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Sumenep, Mohammad Hanafi me-ngakui, bahwa selama ini masyarakat memang selalu bertanya-tanya tentang realisasi pencairan raskin. Hanya saja, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, stok beras yang ada di Gudang Bulog juga tak kunjung tersedia sehingga raskin untuk tahun 2015 belum bisa diluncurkan.
Sebenarnya, kata Hanafi, di Gudang Bulog ada stok beras. Cuma, stok yang ada itu tidak bisa didistribusikan karena jumlahnya terlalu sedikit. “Awalnya di gudang ada stok beras sebanyak 31 ton. Kemudian ada tambahan sekitar 55 ton. Jadi hanya sekitar 86 ton,” paparnya.
Menurutnya, jumlah yang sangat minim itu bahkan tidak cukup untuk satu kecamatan saja. Karena, dalam satu bulan saja, pendistribusian raskin di Kabupaten Sumenep mencapai sekitar 1.745,670 ton. “Makanya tidak akan cukup. Sebagai contoh, di Kecamatan Pragaan saja butuh 125 ton per bulan,” paparnya.
”Pemkab sudah sering menyurati Bulog Jatim dengan tembusan Kantor Bulog Pusat agar pengadaan stok beras di Gudang Bulog Sumenep segera disiapkan mengingat saat ini sudah memasuki bulan keempat di tahun 2015,” pungkasnya.
(FATHOL ALIF/SYM)