
Menggelar pesta pernikahan yang sempurna tentu menjadi impian setiap perempuan, tidak terkecuali mantan Putri Solo Selvi Ananda yang resmi dipersunting putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Selvi dan Gibran resmi menjadi suami-istri setelah ijab qobul diucapkan pada Kamis pagi pukul 09.00 WIB di Gedung Graha Saba Bhuana Solo, Jawa Tengah.
Dalam kesempatan sekali seumur hidup itu, Selvi ingin tampil sempurna di depan belahan jiwanya dan seluruh kerabat serta tamu undangan yang hadir.
Seusai ijab qobul Gibran Rakabuming Raka dan istrinya Selvi Ananda menaiki kereta kuda meninggalkan lokasi akad nikah.
Gibran-Selvi meninggalkan lokasi akad nikah tepat pada pukul 13.00 WIB setelah selama tiga jam menerima tamu undangan dalam tiga tahap.
Keduanya dengan diiringi rombongan keluarga termasuk Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana serta orang tua Selvi Ananda, Didit Supriyadi dan Sri Partini menuju kereta kuda yang telah menunggu di depan Gedung Graha Saba Buana.
Selvi, yang menjadi juara kontes kecantikan tingkat Kota Solo pada 2009 itu mempercayakan rancangan kebaya untuk akad nikahnya kepada seorang perancang busana ternama di kota kelahirannya.
Adalah Tuty Adib, sahabat dekat Ibu Negara Iriana yang kini menjadi mertua Selvi, yang menciptakan kebaya klasik sederhana namun istimewa tersebut.
Kebaya panjang selutut berwarna putih gading dan bertaburkan manik-manik tersebut menjadi pilihan yang dirasa tepat untuk mewujudkan keinginan Selvi.
“Mbak Selvi datang kepada saya pada Maret, mengutarakan keinginannya untuk mengadakan pernikahan dengan konsep sederhana, tidak bergemerlapan namun tetap elegan,” kata Tuty.
Tuty mengaku tidak memerlukan waktu dan energi ekstra untuk menciptakan karya “masterpiece”-nya sesuai keinginan Selvi.
Kurang dari tiga bulan, Tuty berhasil menyelesaikan kebaya yang dipakai Selvi untuk akad nikah dan resepsi pagi.
Bahan dan material ornamen kebaya tersebut juga tidak terlalu sulit untuk ditemukan karena semuanya didapat di Solo.
Meski demikian, Tuty mencurahkan segala kemampuan terbaiknya untuk mendapatkan hasil sempurna dalam menjahit kebaya tersebut.
“Itu bahannya tidak ada yang dari luar (Solo, red.), semuanya dari sini. Dan itu kualitas paling bagus, sesuai dan cocok dengan pilihan Selvi dan Bu Ana (Iriana),” kata Tuty.
Untuk beskap atau jas yang dikenakan Gibran, Tuty sedikit membangkang dari keinginan putra Presiden ketujuh Indonesia tersebut.
Sesuai dengan karakternya, Gibran tidak ingin busana pengantin yang dikenakannya “neko-neko”. Dia hanya mau pakaian sederhana di hari bahagianya.
“Mas Gibran maunya tidak ada ‘detail’ manik-manik yang ‘blink-blink’ (gemerlap, red.), tetapi tetap saya beri sedikit di beskapnya supaya ‘matching’ dengan Selvi,” tuturnya.
Untuk kain bawahan sepasang pengantin itu, Tuty mengenakan batik Sidomukti bagi keduanya.
Batik Sidomukti merupakan salah satu batik berwarna soga alam yang sering digunakan oleh keluarga keraton Solo zaman dulu.
Motif Sidomukti sendiri sebenarnya merupakan perkembangan dari motif batik Sidomulyo yang berasal dari zaman Mataram Kartasura.
Sidomukti berasal dari kata “sido” yang berarti menjadi atau terus-menerus, dan “mukti” yang bermakna mulia atau sejahtera.
Dengan pengenaan kain batik Sidomukti diharapkan keinginan kedua mempelai untuk membangun rumah tangga yang bahagia lahir dan batin dapat terwujud.
Sementara itu, untuk kebaya Ibu Negara Iriana dan besannya, Sri Partini, dipilihkan kebaya berwarna seperti daging ikan salmon.
Hal itu dimaksudkan agar keduanya tampak “fresh” ketika acara berlangsung, karena akad nikah berlangsung pagi hari.
“Untuk Ibu Iriana dan Bu Partini saya rancangkan kebaya klasik model kutu baru dengan warna segar dan ringan, saya pilihkan warna salmon supaya kesan sejuk dan ringan terasa di suasana pesta. Sedangkan untuk Kahiyang dan kakak perempuan Selvi warnanya agak lebih tua,” jelasnya.
Kain bawahan untuk Presiden Joko Widodo-Ibu Negara Iriana dan besannya, Didit Supriyadi-Sri Partini, Tuty memilihkan batik Truntum.
Batik Truntum bermakna cinta yang tumbuh kembali, sehingga diharapkan dalam acara sakral tersebut dapat penuh cinta dari kedua orang tua pengantin.
Truntum sendiri berasal dari kata “tumaruntum” yang berarti subur dan berkembang.
Penggunaan batik Truntum tersebut juga diharapkan dapat menjadi ungkapan kewajiban orang tua untuk selalu menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumah tangga.
Tidak sulit bagi Tuty untuk mewujudkan keinginan Iriana dalam menentukan warna dan model busana selama rangkaian pernikahan putra pertamanya.
Tuty dan Iriana sudah saling kenal dan berteman dekat jauh sejak Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.
“Saya berteman dengan Ibu Iriana sudah lama sekali, lebih dari 10 tahun, dan waktu masih di Solo kami juga teman pengajian. Setiap busana muslim dan resmi Ibu Iriana saya banyak menangani,” katanya.
Menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemilik Bilqis House of Tuty Adib itu untuk dapat turut ambil bagian dalam peristiwa bahagia di keluarga orang nomor satu di Tanah Air.
Namun, Tuty enggan menyebutkan nilai rupiah hasil karya rancangan dan jahitannya bagi keluarga Presiden Jokowi itu.
“Saya belum menghitung semuanya, nantilah, masa sama teman sendiri hitung-hitungan,” katanya.
(FRANSISKA NINDITYA/ANT)