
Penulis : George Orwell
Penerjemah : Bakdi Soemanto
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 140 halaman
Cetakan : Pertama, Januari 2015
ISBN : 978-602-291-070-1
Barangkali, banyak orang sepakat dengan sebuah adagium, “Sejarah adalah milik penguasa!” Bagi sebagian golongan, pernyataan ini terdengar menjengkelkan. Tapi pernyataan ini tentu membuktikan betapa dahsyatnya kekuatan sebuah tahta dari tirani pemimpin, dimana pemimpin harus selalu benar.
George Orwell, melalui novel kecil ini mencoba menceritakan betapa sejarah telah dibelokkan oleh tangan penguasa. Animal Farm merupakan alegori politik yang ditulis pada masa Perang Dunia II sebagai satire atas totaliterisme Uni Soviet di bawah tangan baja Jospeh Stalin dengan Stalinismenya. Dimulai dari persaingan Stalin dengan Trotsky untuk menduduki Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet, sampai Stalin berhasil menjadi pemimpin Uni Soviet. Dalam genggamannya, Uni Soviet mengalami masa gelap kemanusiaan. Semua saingan dan orang-orang yang menentang pendapat Stalin dihukum mati atau dijebloskan ke penjara atau kamp kerja paksa demi kemajuan industri ekonomi. Dan perihal hukuman mati bagi pesaingnya, Orwell memaparkan melalui dialog pendek,
“Perang adalah perang. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang mati.” (hal. 43)
Animal Farm mengisahkan tentang pemberontakan kaum hewan ternak Peternakan Manor, diprakarsai oleh babi tua: Major. Sebelum mangkat, Major mewariskan tekad pemberontakan atas tirani manusia yang mengeksploitasi kekayaan para hewan kepada seluruh penghuni peternakan tesebut. Semua hewan berhak atas kebebasan, kepemilikan susu, telur dan tubuh mereka.
Waktu berlalu dan pemberontakan benar-benar terjadi dan sukses dipimpin Snowball dan Napoleon. Dalam pemerintahan baru, dibentuk Republik Peternakan Binatang (semula hanya bernama Peternakan Binatang), Tujuh Asas Binatangisme yang wajib ditaati oleh seluruh hewan peternakan tersebut, Lagu Binatang Inggris (semacam lagu kebangsaan) yang dideklarasikan setiap hari Minggu bersama penghormatan kepada tengkorak tetua Major dan pengibaran bendera. Tapi, baik di alam raya maupun dalam hal kekuasaan, tak ada matahari kembar, tak ada dua pemimpin. Napoleon telah melengserkan rezim Snowball dengan paksa. Sembilan anak anjing asuhannya akhirnya menjadi arsenal yang dapat membuat seluruh penghuni peternakan takluk padanya.
Buku ini membuat Orwell dikenal di kancah kesusastraan dunia. Memang, selain alegori atas tirani pemimpin dan kisah-kisah heroik para hewan Peternakan Binatang dalam memperjuangkan maupun mempertahankan kemerdekaan mereka, Orwell juga menanamkan humor dan pelajaran untuk perenungan. [*]
Oleh: Umar Affiq
Penulis cerpen, puisi, dan resensi. Resensor terbaik kedua dari Divapress pada 2012.