
PROBOLINGGO, koranmadura.com – Jika kepedulian lingkungan belum jadi ukuran kinerja seorang pimpinan, maka jangan terlalu berharap akan menemukan keindahan pada sebuah taman. Yang akan nampak adalah taman-taman kotor tak terawat, seperti nasib taman tak bertuan.
Sejumlah taman di sepanjang Jalan Soekarno Hatta, jalan Basuki Rahmad, jalan Panjaitan, Jalan KH. Genggong, Jalan Mastrip, dan Jalan Brantas adalah korban dari koordinasi yang buruk yang menimbulkan kemubaziran.
Setelah rampung dibangun, nasibnya justru tak dipedulikan. Anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan taman itu pun menjadi sia-sia. Dan, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) seolah-olah lupa karena ego sektornya.
“Taman yang dibangun oleh setiap SKPD sudah dibiarkan, dan nampak ditumbuhi rerumputan. Ruang publik itu ternyata bukanlah menjadi tempat yang asyik. Fasilitas umum itu kini malah menjadi tempat yang tidak menyejukan untuk dipandang,”ujar Mukhtar (40), salah satu warga Kelurahan Mangunharjo, kepada wartawan, Kamis (6/8).
Ia menjelaskan, taman-taman yang tidak terawat adalah korban dari koordinasi yang buruk. Dibangun oleh Pemkot melalui SKPD, tapi menjadikannya terus terbiar. Ini juga yang kemudian jadi alasan setiap ditanya nasib sejumlah taman karena alasan tidak adanya anggaran perawatan.
“Sebagai pemilik taman, bagi SKPD mengurusnya bukanlah suatu kewajiban dan juga tak kunjung memberi perhatian. Mungkin sama-sama mengandalkan, walaupun pada akhirnya sama-sama tak bisa diandalkan,”tandas Mukhtar.
Andai sejumlah taman yang ada terawat, kata Mukhtar, nasibnya pasti tak seburuk yang kini dialami. Di sana ada Badan Lingkungan Hidup (BLH), yang demi menjaga taman harus sering berurai air mata. Nafasnya bisa mendadak sesak ketika melihat rumput taman kota yang sudah dipeliharanya rusak terinjak-injak.
“Ini tentu sangat berbeda, taman tak terurus di depan mata, toh dianggap seperti tidak ada apa-apa. BLH paling sering disalahkan, padahal mengurus taman perlu ada integrasi antar SKPD untuk bertanggungjawab terhadap keberlangsungan dan keindahan taman yang telah dibangun,”ucapnya.
Menyikapi hal tersebut, Kepala BLH Kota Probolinggo, Tutang Heru Aribowo, menegaskan tidak terawatnya sejumlah taman sudah menjadi perhatiannya. Pihaknya sering melakukan koordinasi dengan SKPD, stakeholder dan masyarakat untuk terlibat aktif.
Tak hanya itu, tumpuhan permasalahan sering dialamatkan kepada BLH yang terkesan tidak merawat taman yang ada disepanjang jalan protokol. Tugas BLH hanya menangani taman kota seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH) Alon-Alon, Kedopok, dan Maramis. Dengan segenap kemampuan petugas yang dimilikinya sangat terbatas, justru masih menyempatkan untuk mengerahkan petugas membersihakan taman.
“Jumlah petugas tidak memadai untuk fokus merawat dan memelihara taman yang ada. Itupun hanya mampu menangani kebersihan taman kota sehingga tidak memungkinkan untuk menangani semua taman di wilayah Kota Probolinggo,”tegas mantan Camat Mayangan ini.
Ia menambahkan, perawatan taman di sepanjang jalan protokol itu sebenarnya menjadi tugas SKPD terkait. Karena anggaran pemeliharaan dan perawatan taman tahun 2014-2015 sudah melekat di masing-masing.
“Anggaran perawatan dan pemeliharaan sudah melekat di SKPD. Kami akan selalu berkoordinasi karena itu paling penting. Intinya dengan kebersamaan akan mudah mengatasi semua permasalahan,”terang Tutang Heru Aribowo.
Masyarakat Harus Terlibat Aktif
Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Budi Krisyanto, mengatakan memelihara taman berarti memelihara kepedulian terhadap lingkungan, dan sebagai penyegar di tengah panasnya perkotaan.
Keterlibatan peran serta aktif masyarakat sangat dibutuhkan. Dari pengalaman yang ada, kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga dan memelihara kawasan publik yang sudah dibangun oleh Pemkot Probolinggo masih menjadi tantangan.
“Bukan suatu hal yang mustahil bila penyediaan dan perawatan taman di Kota Probolinggo menerapkan pendekatan berbasis masyarakat. Dan sudah waktunya taman kota dikelola dengan menggerakkan seluruh stakeholders. Hal itu cukup ampuh guna membangkitkan kegairahan warga untuk mencintai dan memelihara lingkungannya,”terang mantan Kepala BLH ini.
Di sisi lain, penyeimbang ekosistem bagi lingkungan kota yang telah banyak perubahan. Fungsi dari pepohonan dan tanaman hijau di taman kota diperlukan untuk menyaring polusi yang dihasilkan oleh knalpot kendaraan.
Pentingnya fungsi dari sebuah taman, sangatlah perlu bagi kita semua untuk ikut melestarikan. Tidak merusak tanaman, tidak membuang sampah sembarangan dan merawat taman . Itu salah satu bentuk kepedulian kita dengan alam.
“Pimpinan seharusnya jadi teladan. Merawat dan memelihara taman tidak bisa sepenuhnya dilimpahkan kepada BLH. Harus ada konsep kerja sama yang jelas, apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab SKPD dalam mengelola dan merawat taman,” papar.
(M. HISBULLAH HUDA)