Kelupas Kapas
Ingatkah!
Ibrahim memangku asa setelah lama
Menengadah tangan siang-malam ke langit muka
Mendoa raga yang belum tertular darah
Sepeninggal kata mencurah nadzar akan bahagia
Puing-puing penyangga rela dikorban dengan kemantapan
Silahkan pak, jikalau perintah Ilahi menghendaki begitu! Cetus Ismail dengan keteguhan
Yang atas kuasa Tuhan berganti domba
Lantas, akankah terus memendam!
Tahukah? Berpilin kapas atas hasil tangan
Tersimpul anakan meminta berganti hewan
Entah, mengertikah akan permintaan tersirat yang dikembangkan
Sebagai kelupasan yang datangnya hanya pertahun ketetapan
Apakah belum mendengar kisah Qorun?
Indralaya-Kediri, 2011-2015
Ruaya
Bising telah kerumuni kepala
Duduk bersulang dengan pecah gendang dunia
Agogo merayap tak bergeming di dada
Rumah bergontai sisakan cerita
Ruip telaga kulihat di seberang
Tangan telentang, kaki meregang
Teriak lantang, menusuk ruang
Aku datang!
Indralaya-Kediri, 2011-2015
Lenyap Suara
gemuruh suara membumbung langit
memecah pekik di ruang sidang
menyerudup ke pori-pori pertiwi
kabarkan bahwa pemuda masih ada
kota-kota terkepungdengan teriak rajam
menerjang, sudut berserak dan tenggelam
dalam kabut hati pendendang keadilan
demi bangsa
energi, waktu, dan nyawa adalah pengabdian
tak hingga rasa luka bukti cinta
di matamata adalah pahlawan nusa bangsa
tak lekang oleh masa
terngiangkah kini suara dulu?
haruskah masih duduk berpangku dan mencumbu kaku
Indralaya-Kediri, 2012-2015
Sajak: Wahyu Wibowo
Lahir dari rahim Sri Mulyani di Muara Kelingi, 27 Juli 1993 lalu.