
Penulis : Huston Smith
Penerjemah : Fx Dono Sunardi & Satrio Wahono
Penerbit : Serambi
Tahun Terbit : 1, Desember 2015
Jumlah Halaman : 433 halaman
ISBN : 978-602-290-053-5
Melalui buku Agama-agama Manusia ini Smith menarasikan kajian mendalam dan sungguh-sungguh terhadap agama-agama yang dianggap agama besar dimana bisa bertahan sampai saat ini: Hinduisme, Buddhisme, Konfusianisme, Taoisme, Islam, Yahudi, Kristen, dan Agama-agama Primal (purba).
Hadirnya buku ini tidak bermaksud untuk membandingkan antara kelebihan-kekurangan satu agama dengan yang lain, namun lebih pada inti ajaran setiap agama atau keyakinan dengan memuat hal-hal yang terbaik dari setiap agama atau keyakinan tersebut (hal 14). Pada akhirnya, Smith ingin membangkitkan kesadaran nilai luhur manusia dalam beragama.
Dengan mengedepankan nilai luhur ajaran agama, kesadaran manusia dalam beragama akan menjadi semakin berkualitas, sehingga inti setiap agama—nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang—bisa mewujud tindakan nyata dalam kehidupan.
Melalui narasi sederhana dan meyakinkan, Smith hendak membangkitkan kesadaran kita dalam beragama. Merawat dan mengamalkan inti ajaran masing-masing dengan tetap menghormati agama orang lain, sehingga tidak terjebak pada pemahaman agama yang dangkal. Kedewasaan baragama akan mengikis sekat-sekat ideologis, sehingga kita akan menjadi menusia seutuhnya dalam beragama.
Penulis memberikan penyadaran, bahwa untuk bisa mencapai keharmonisan dengan semua manusia, dibutuhkan kedewasaan beragama dengan mendengarkan dan menyimak, serta menghargai keyakinan orang lain.
Smith mencoba merangkul dunia dengan buku ini, buku ini ibarat pintu dari sebuah rumah. Pintu yang berayun ke dalam dan ke luar dalam kajian dan dalam imajinasi. Pemikiran-pemikiran mengenai pemahaman dunia ini secara langsung membawa kita pada agama dunia, sebaba jalan paling lapang menuju inti atau jantung suatu bangsa adalah melalui iman me
reka (hal 16).
Sebab, Agama yang hidup menghadapkan individu dengan pilihan yang paling penting yang ditawarkan hidup. Agama semacam ini mengundang jiwa kepada petualangan terbesar yang dijalaninya, suatu perjalanan batin melewati rimba, puncak gunung, dan padang gurun roh manusia.
Membaca buku Agama-agama Manusia (Serambi, 2016) menjadi usaha sadar dan sungguh-sungguh menggenggam persatuan dunia. Smith memilih padanan kata lembut dan “tidak meledak-ledak” dengan keselarasan antara teks dan konteks, juga mengedepankan insting menghormati dengan tidak menggurui pembaca yang enggan “didekte”. Maka sebuah kewajaran bila buku ini menyimpan etos literasi yang mencerahkan. [*]
Oleh: Khairul Amin
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.