
BANGKALAN | koranmadura.com – Banjir masih sering terjadi di sejumlah titik di wilayah Kota Bangkalan. Meskipun dampak dari air tersebut tidak besar, jika dibiarkan akan mengakibatkan kerugian terhadap masyarakat sekitar. Seperti terjadi di Jalan Kartini, Kecamatan Kota Bangkalan ketika hujan turun, air menggenang setinggi betis orang dewasa. Bahkan genangan tersebut mengalir ke sebagian rumah warga karena selokan yang berada di sepanjang jalan terlalu dangkal, sehingga tidak bisa menampung aliran air.
Misyati (59), salah seorang warga Kelurahan Keraton mengaku was-was ketika hujan turun deras. Pasalnya, warung milik dia tepat derada di lokasi di mana sering terjadi banjir. Bahkan, air sering masuk kedalam warungnya. Hal itu cukup mengganggu kenyamanan warga. “Kalau hujannya deras pasti banjir dan masuk ke warung saya. Makanya harus dijaga kalau sudah hujan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (14/4).
Dirinya menuturkan, pemicu dari banjir tersebut pasca dilakukan pembangunan drainase di sepanjang jalan Kartini. Semenjak itu, dia menduga selokan bekas pembangunan tidak dikeruk ulang. Akibatnya, mengalami kebuntuan dan tidak dapat menampung kapasitas curah air. Di samping itu, pasca kegiatan pemasangan paving beberapa bulan lalu. “Sebelumnya tidak mengalami banjir tapi setelah pemasangan paving dan drainase sering terjadi banjir,” tuturnya.
Tidak hanya itu, tidak adanya kontrol dari pemerintah terkait persoalan tersebut. Padahal itu terjadi tidak hanya satu atau dua kali. Pemerintah dinilai kurang tanggap dalam mengatasi kejadian semacam itu. Terkesan ada pembiaran setelah melakukan pembangunan. Terbukti sampai saat ini banyak warga mengeluh akibat banjir tersebut. Oleh sebab itu, dirinya meminta kepada pemerintah dilakukan pengerukan ulang sebelum terjadi banjir yang lebih besar.
Hal senada juga disampaikan oleh Hartono (45). Salah satu pemilik toko sembako ini mengatakan setiap kali turun hujan harus standbye di depan tokonya untuk menyapu air yang hendak masuk ke dalam tokonya karena pernah satu kali dirinya kecolongan saat hujan tengah malam. “Waktu itu saya sedang istirahat kemudian hujan deras. Tiba-tiba air sudah masuk dalam toko, sebagian beras jualan saya basah,,” tuturnya.
Selain itu, masyarakat terkadang membuang sampah di dekat pohon yang tak jauh dari lokasi. Akibatnya, ketika air sudah mulai tinggi, sampah tersebut berhanyutan ke tengah jalan karena tidak ada bak sampah. Oleh karena itu, dirinya mendesak pemerintah untuk mencarikan solusi atas persoalan tersebut. Agar masyarakat yang berada di sekitar lokasi tidak merasa khawatir ketika musim hujan melanda. “Harus dicarikan solusinya, agar masyarakat nyaman dan tidak terganggu dengan kondisi seperti itu,” pintanya. (YUSRON/ORI/RAH)