Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan berbagai suku, agama, dan ras. Penduduk dengan jumlah 250 juta orang lebih memberikan komplikasi kehidupan dalam berbangsa dan benegara.
Beragam perbedaan menjadi satu kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kebaikan. Nilai keadilan dan kebaikan dalam berbangsa dan bernegara terpatri oleh asas negara, yaitu Pancasila. Pancasila merupakan asas negara yang harus ditaati dan dijalankan oleh setiap warga negara dalam rangka menciptakan dan membangun bangsa yang besar, maju dan sejahtera.
Pancasila adalah sejarah kebangsaan yang digoreskan oleh para pejuang kemerdekaan dalam memperjuangkan kebebasan dari penjajahan Kolonial. Pancasila harus menjadi teladan bagi setiap warga negara dalam menjalankan amanah lima sila dalam pancasila. Meneladani pancasila tentunya harus belajar dari para pejuang kemerdekaan yang telah memberikan jiwa dan raganya untuk bangsa dan negara indonesia. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan menghormati para pahalawannya.
Krisis keteladanan terhadap nilai-nilai pancasila sudah mulai pudar pada generasi muda saat ini, keteladaan akan Ketuhanan Yang Maha Esa tidak hanya diucapkan dengan lisan dan disampaikan melalui kata-kata, tetapi Ketuhanan harus diimplementasikan dengan melkasnakan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala bentuk larangannya sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Tuhan telah menyearah dalam kehidupan masyarakat dan politik Nusantara. Kuatnya kebangsaan keagamaan dalam pembentukan kebangsaan Indonesia membuat arus pendiri bangsa tidak bisa membayangkan kehidupan kebangsaan dengan hampa Tuhan. (Yudi Latif, 2014).
Pengamalan Nilai-nilai Pancasila
Pengamalan nilai-nilai pancasila harus terus digalakkan dalam kehidupan kita sehari-hari melalui bagai cara dan metode dapa dilakukan. Ekpektasinya adalah membentuk karakter masyarakat yang bermoral dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan. Sebagai warga negara menjadi keniscayaan bagi seluruh elemen masyarakat untuk mempertahankan dan membangun bangsa dan negara melalui peran dan tanggung jawab masing-masing warga negara. Hal ini sudah diamanatkan oleh UUD 1945 bahwa seluruh warga negara wajib mempertahankan dan membela negara dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara karena bangsa indonesia adalah bangsa yang majemuk dan terdiri dari berbagai perbedaan, agama, suku dan ras tetapi tetap satu dengan semboyan negara kita, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa harus diberikan sejak dini, ini menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua dalam melakukan penguatan terhadap nilai-nilai ketuhana. Prinsip nilai-nilai ketuhanan adalah mengamalkan segala perintahnya dan meninggalkan segala larangannya. Pengamalan ini memberikan implikasi kejiwaan yang mengantarkan pada kepekaan hati dan kebaikan moral. Implikasi lainnya adalah menguatkan bathin untuk selalu berbuat baik, adil, toleransi, dan saling menghargai sebagai sesama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Jiwa-jiwa yang berketuhanan dapat membentuk kontruksi lahir dan bathin dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada aspek pengamalan nilai-nilai pancasila tentunya, lima sila harus diaplikaskan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pilar berbangsa dan bernegara bagi setiap individu masyarakat. Bagaiman sila-sila dalam pancasila saling berhubungan satu sama lain dan menjadi penguat bagi lainnya. Seperti yang disampaikan oleh Yudi Latif (2014) dalam bukunya yang berjudul Mata Air Keteladanan, memberikan gambaran kongkrit dan konfrehensif tentang bagaimana mengamalkan nilai-nilai pancasila secara baik. Dijelaskan bahwa nilai-nilai ketuhanan dalam sila kesatu dalam pancasila memberikan pandangan yang konkret yang disampaikan oleh Soekarno bahwa ketuhanan adalah yang berbudaya dan berkeadaban.
Seiring dengan pengamalan nilai-nilai ketuhanan, tentunya harus memunculkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Betapa perjuangan para pahlawan bangsa dengan segala tumpah darahnya untuk sebuah kemerdekaan. Kemerdekaan adalah sarana untuk mencapai keadilan dan kemanusiaan. Tanpa kemerdekaan dan keadilan, kemanusiaan masyarakat Indonesia selalu mengalami penindasan. Kemanusiaan mengindikasikan sebuah kewibawaan masyarakat yang mengantarkan kepada kewibawaan dan kemerdekaan bangsa dan negera Indonesia.
Kemajemukan masyarakat indonesia harus dimaknai sebagai sebuah keberkahan dan kekayaan. Menjaga dan merawat nilai-nilai kemanusia memang membutuhakn kesadaran bersama, saling menghargai adalah sebuah fondasi yang harus terus dipelihara. Menyadari akan keberadaan diri sebagai warga negara, tentunya harus menghargai dan menghormati orang lain sebagai bagian dari masyarakat indonesia, apapun namanya, masyarakata indonesia dengan segala perbedaannya adalah saudara sebangsa dan setanah air. Berkemanusiaan berarti saling menjaga dan membantu satu sama lain. Seperti disampaikan dalam pepatah lama yang mengatakan dimana bumi dipijak, disitulah langit harus dijunjung. Berkemanusiaan akan melahirkan sebuah keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.
Memelihara dan memupuk rasa kemanusiaan yang adil dan beradab akan melahirkan nilai-nilai kewibawaan bangsa dan menumbuhkan kepercayaan diri dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, kewibawaan dan kepercayaan diri ini harus terus dijaga dan dipupuk melalui nilai-nilai persatuan. Perbedaan yang kita miliki adalah sebuah kekayaan yang harus terus dipelihara dengan nilai-nilai persatuan. Persatuan dan kesatuan bagi seluruh masyarakat Indonesia adalah bentuk konkret dalam pengamalan sila ketiga. Berbeda-beda suku, agama, dan ras tapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika menjadi pengejewantahan dalam pengalaman nilai persatuan Indonesia. Kita adalah satu, satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Nilai keteladanannya harus mengingat diri akan perjuangan pahlawan bangsa dari berbagai daerah dan berbagi suku serta agama untuk sebuah kemerdekaan yang wajib diperkokoh dengan saling menghormat dan menghargai.
Persatuan Indonesia akan memunculkan sebuah pemahaman tentang konsep berbangsa dan bernegara serta menjunjung tingi nilai perwakilan sebagai bentuk dari tatanan pemerintahan dan sistem pemerintahan yang kita anut. Pemerintahan dengan sisem demokrasi yang melahirkan pemimpin-pemimpin hebat untuk mengantarkan bangsa indonesia kepada kemajuan, kemandirian, kesejhteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. [*]
Oleh: Hayat
Anggota Kaukus Penulis Aliansi Kebangsaan dan Dosen Universitas Islam Malang