PROBOLINGGO | koranmadura.com – Pedagang kaki lima (PKL) yang biasa beroperasi di sejumlah ruas jalan protokol yang masuk kawasan tertib lalu lintas (KTL) di wilayah Kota Probolinggo terpaksa tidak berdagang selama dua hari yakni mulai Kamis (11/8) hingga Jum’at (12/8) karena ada penilaian Wahana Tata Nugraha (WTN).
Mereka diminta kesadarannya melalui surat edaran Dishub Kotas Probolinggo, Nomor 800/1037/425.105/2016, untuk membersihkan tempat berjualannya di atas badan jalan atau trotoar memperhatikan faktor kebersihan dan ketertiban, sehingga ruas jalan dan trotor berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya yaitu untuk fasilitas bagi pejalan kaki, bukan untuk pedagang dan sejenisnya agar penghargaan untuk kategori penataan transportasi publik dengan baik tersebut singgah di Kota Probolinggo.

Pantauan di lokasi, kawasan ruas Jalan Soeroyo, Jalan Pahlawan, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Panjaitan, Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Raya Bromo, yang biasanya ramai baik siang maupun malam, tampak sepi.
Sedangkan di sepanjang Jalan Dr. Moh. Saleh mulai juga tidak ada satu pun PKL yang menggelar dagangannya. Kabarnya, selama dua hari libur itu, para PKL tidak mendapat ganti rugi dari Pemkot Probolinggo.
“Pemkot tidak melarang para PKL untuk berjualan. Hanya saja, pihaknya butuh menertibkan para PKL agar lebih teratur lagi dan tidak menggunakan tempat-tempat yang dilarang. Ini juga untuk membangun kesadaran bagi para PKL, bahwa tempatnya berjualan itu salah dan mengganggu hak orang lain,” kata Sekretaris Dishub Kota Probolinggo, Moch. Haryono, kepada wartawan, Kamis (11/8).
Moch Haryono mengatakan, demi penilaian WTN, hanya meminta kesadaran para PKL untuk berkorban sebentar demi Kota Probolinggo agar bisa mendapatkan penghargaan WTN lagi di tahun ini.
“Kita minta kesadarannya agar tidak mengganggu hak hidup orang lain, seperti berjualan di trotoar. sehingga ruas jalan dan trotor berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya yaitu untuk fasilitas bagi pejalan kaki,” tandasnya.
Tahun ini Pemkot berupaya meraih kembali penghargaan WTN yang telah diraih. Pihaknya juga telah menyiapkan sarana pendukung seperti penambahan rambu lalu lintas dan marka jalan agar mendapat nilai lebih dalam penilaian WTN kali ini.
“Tahun ini kami berkomitmen untuk mempertahankan prestasi yang sudah kita raih sebelumnya. Bukan malah mau mengorbankan wong cilik seperti PKL,”ucap Moch.Haryono.
Terpisah, Kasatlantas Polres Probolinggo Kota, AKP. Samsul Hadi, mengatakan, fokus penilaian WTN tahun ini titik fokusnya pada marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, fungsi trotoar, penataan parkir di badan jalan, dan inovasi kegiatan lalau lintas.
“Tim penilai langsung dari Jakarta. Mereka akan blusukan milihat Kantor Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB), Sarpras, dan Samsat,”katanya.
Tak hanya itu, tim penilai akan turun langsung diruas jalan yang menjadi kawasan tertib lalu lintas (KTL) yang telah disiapkan sebanyak 7 titik ruas jalan yang ada di wilayah Kota Probolinggo.
“Tujuh titik ruas jalan yang menjadi KTL, yaitu Jalan Dr. Moh. Saleh, Jalan Soeroyo, Jalan Pahlawan, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Panjaitan, Jalan Soekarno Hatta, Jalan gatot Subroto, dan Jalan Raya Bromo,”papar AKP. Samsul Hadi. (M. HISBULLAH HUDA)