PONOROGO-Presiden Joko Widodo menyindir komunikasi di media sosial (medsos) belakangan ini yang memperlihatkan gaya saling menjelekkan, mencela, merendahkan, menghina bahkan mengolok-olok pihak lain. Untuk itu, Presiden meminta agar memperbanyak pelajaran etika. “Apakah itu nilai-nilai Islam Indonesia? Jawaban saya bukan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Resepsi Kesyukuran 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Senin (19/9).
Presiden mengaku miris saat membaca berita online. Saat membacannya, Kepala Negara seringkali melompati judulnya dan langsung membaca komentarnya.
Presiden merasa sedih membaca komentar saling hujat, saling memaki, dengan kata-kata yang diyakini bukan nilai kesopanan bangsa ini. “Ada sebuah nilai-nilai yang saat ini mengilfiltrasi kita. Itulah nanti yang akan menghilangkan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia,” tutur Presiden.
Untuk itulah, Presiden Jokowi mengaku sudah menyampaikan pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) agar prosentase pendidikan SMP dan SD diberikan lebih tinggi untuk pendidikan etika, budi perketi, dan sopan santun.
Meskipun Indonesia mempunyai potensi yang besar, seperti di laut, minerba, tanpa sumber daya manusia mumpuni maka akan sangat sulit berkompetisi dengan negara-negara yang lain. “Yang kita estafetkan mestinya adalah sebuah nilai-nilai, bukan sebuah barang, bukan sebuah kekayaan,” tegasnya.
Nilai-nilai tersebut, lanjut Presiden Jokowi, antara lain nilai jati diri, identitas, karakter, budi pekerti, sopan santun, nilai-nilai keja keras, nilai-nilai optimisme, nilai-nilai Islami, yan g sekarang seperti kehilangan.