BANGKALAN, koranmadura.com – Direktur Rumah Sakit Umum Syamrabu Kabupaten Bangkalan, dr. Yusro hanya menghela nafas panjang, ketika ditanya soal pemberitaan yang menyebut ‘acara’ permohonan maaf para perawat beberapa hari lalu adalah ‘settingan’ alias rekayasa. “Bahkan dibilang saya memaksa, itu gak benar,” kata Yusro, Senin, 23 Januari 2017.
Yusro mengaku tak habis pikir kenapa dirinya selalu diserang dan dipojokkan. Dia pun secara tegas menyatakan permohonan maaf dari para perawat itu tanpa rekayasa. Bahkan, hingga hari ini, masih banyak perawat yang berpapasan atau bertemu dengannya menyampaikan permohonan maaf. “Kalau direkayasa mestinya sudah selesai, tapi nyatanya masih ada yang ketemu saya dan minta maaf,” ujar dia.
Menurut Yusro, yang paling shock perawat di ruang IRNA E, karena dalam sejumlah berita disebutkan pemaksaan dialami perawat IRNA E. “Setelah diberitakan begitu, mereka nemuin saya lagi, nangis-nangis dan bilang isi berita itu tidak benar,” ungkap dia.
Untuk membuktikan ucapannya, Yusro mengirimkan beberapa pesan WA dari sejumlah perawat yang membantah permintaan maaf itu direkayasa kepada koranmadura.com. Salah satunya berbunyi: “Semua yg diberitakan dimedia itu tidak betul, acara yg kemarin bukan setingan kami minta maaf secara tulus dan spontanitas,”
Polemik ini bermula dari aksi mogok kerja ratusan perawat pada senin pekan lalu. Mereka mogok karena honor Jaspel belum dibayar.
Esok harinya, setelah demo, wartawan diundang untuk meliput acara permintaan maaf para perawat kepada direksi rumah sakit. Permintaan ini diduga settingan. Siapa yang benar? Entahlah, yang pasti sumber berita soal pemaksaan itu anonim. (ALMUSTAFA/BETH)