SUMENEP, koranmadura.com – Satu persatu organisasi kepemudaan yang tidak tercover dalam penerima bantuan dana hibah Pemkab Sumenep buka suara. Kini giliran Pemuda Muhammadiyah setempat.
Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, hanya terdapat enam organisasi kepemudaan dan mahasiswa yang mendapat bantuan dana hibah dari Pemkab Sumenep.
Enam organisasi dimaksud, yaitu (1) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan (2) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) masing-masing mendapatkan anggaran sebesar Rp 25 juta.
Sementara (3) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (FKPPI), (4) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), (5) Gerakan Pemuda Ansor, (6) Ikatana Pelajar Nahdlatul Ulama/ Ikatana Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU/IPPNU) mendapat anggaran masing-masing sebesar Rp 20 juta.
“Memang benar, di APBD murni Pemuda Muhammadiyah tidak dapat bantuan hibah,” kata salah satu pengurus Daerah Pemuda Muhammadiyah Sumenep, Isma’il, Rabu, 1 Februari 2017.
Menurutnya, mestinya pemerintah daerah tidak tebang pilih jika memang menganggarkan bantuan untuk organisasi dalam APBD, sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial antar OKP.
“Tidak boleh pandang bulu, kalaupun harus dibantu ya semuanya harus dibantu. Bukannya sok, meskipun tanpa ada bantuan dari pemerintah, kegiatan Pemuda Muhammadiyah dipastikan tetap bejalan dengan baik,” jelasnya.
Sebelumnya, Achmad Wasil sebagai Ketua IPNU Kabupaten Sumenep mengeluh lantaran IPNU/IPPNU hanya menerima satu bantuan. “Ingat ya IPNU dan IPPNU beda organisasi dan beda AD/ART. Jangan-jangan Sofi (Kadisbudparpora) itu tak tahu organisasi apa saja yang ada di sumenep?” tegasnya. (JUNAIDI/MK).