Ada kewajiban ibadah luar biasa dahsyat bernama zakat fitrah atau zakat fitri berkaitan dengan pelaksanaan puasa dan Idul Fitri. Karena berkaitan dengan Idul Fitri, kaifiyah pembayaran zakat fitrah ini paling baik dilaksanakan pada saat terbit fajar sampai sebelum dilaksanakan salat Idul Fitri.
Apa yang membuat zakat fitrah ini sangat luar biasa? Inilah peribadatan Islam yang sarat pesan moral tentang kepedulian sosial. Siapa pun yang memiliki kelebihan rezeki lebih dari yang bisa dimakan hari ini diwajibkan membayar zakat fitrah. Ini sebagaimana ditegaskan satu hadis bahwa mereka yang berkecukupan, yaitu memiliki rezeki lebih dari kebutuhan sehari diwajibkan membayar zakat fitrah. Jadi, standarnya sangat jelas. Siapa pun wajib membayar zakat fitrah setelah kebutuhan untuk satu hari terpenuhi.
Terkesan berat memang. Namun di sini ada pesan moral tentang betapa kepedulian sosial, semangat memberi merupakan subtansi sosial ajaran Islam dan zakat fitrah adalah puncaknya. Karena di sana praktis hampir siapa pun yang beragama Islam berkewajiban bersikap peduli dengan memberi melalui zakat fitrah.
Ajaran zakat fitrah ini yang berkaitan dengan perayaan Idul Fitri sekali lagi memperlihatkan tentang kepedulian dan kebersamaan. Melalui zakat fitrah ini ada penegasan Islam bahwa pada momen Idul Fitri, semua orang harus terpenuhi kebutuhannya, minimal dalam satu hari itu. Tidak boleh di hari Idul Fitri ditemukan orang berkeliaran meminta-minta karena kebutuhan makan tak ada. Semua umat Islam harus tercukupi kebutuhannya sehingga ikut berbahagia di hari raya Idul Fitri.
Mungkin terasa sangat ekstrem pengajaran zakat fitrah ini. Bayangkan asal saja seseorang memiliki rezeki lebih dari kebutuhan sehari saja diwajibkan berzakat fitrah. Namun, bila dikaji lebih jauh justru terlihat keindahannya. Pertama, sudah jelas terkait semangat ajaran Islam agar kegembiraan Idul Fitri benar-benar dirasakan semua orang, tanpa kecuali. Ini yang lebih bersifat instan.
Sudah tentu, semua orang diwajibkan memberi dan proses pembayaran zakat fitrah kepada fakir miskin. Betapapun hanya memiliki sedikit kelebihan rezeki dibebani kewajiban membayar zakat fitrah, ia tetap akan mendapatkan hak dari orang-orang yang lebih mampu. Jadi, seandainya seseorang terbatas hanya sedikit saja memiliki rezeki untuk “kewajibannya” ia akan mendapatkan “hak” untuk menerima dari orang yang lebih mampu.
Pesan moral kedua dari zakat fitrah adalah kepedulian sosial; semangat memberi. Bahwa peduli sesama secara sosial merupakan ajaran utama agama Islam. Ajaran itu berlaku bagi mereka yang telah berstatus sebagai seorang muslim, tanpa kecuali. Simaklah firman Allah dalam QS. Al Imran ayat 134 yang menyebutkan bahwa orang-orang yang bertakwa itu menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit.
Ada pendidikan dan latihan dari ayat 134 surat Al Imran itu sebagai bentuk pelaksanaan substansi ajaran Islam terkait kepedulian. Umat Islam dalam keadaan apa pun tetap harus memiliki semangat kepedulian pada sesama baik ketika dalam keterbatasan apalagi sedang berlebih. Namun demikian, sebagaimana zakat fitrah bagi mereka yang katakanlah nasibnya kurang beruntung walau dibebani kewajiban peduli, ia pun akan menjadi orang-orang yang akan dipedulikan mereka yang memiliki kemampuan lebih baik.
Jadi, tak usah khawatir ajaran kepedulian ini menjadi beban bagi orang-orang kurang mampu. Karena lagi-lagi jika proses ini berjalan akan terwujud keseimbangan sosial atau pemerataan sosial. Mereka yang mendapat hak pada akhirnya adalah yang memang memerlukan bantuan atau kelompok yang memang kurang mampu.
Ajaran ini akan menjadi latihan bagi siapa pun. Secara sosial, jika seseorang saat tidak mampu kurang memiliki sikap peduli, ketika mencapai keberhasilan akan sulit mengembangkan semangat kepedulian. Ajaran Islam melalui pesan ini seakan mengingatkan bahwa proses kepedulian tidak datang tiba-tiba, tapi melalui latihan dan kebiasan, sehingga membentuk menjadi karakter kebaikan bagi seorang muslim.
Dalam zakat fitrah ini juga tersirat pesan moral tentang aplikasi riil pelaksanaan ibadah puasa. Bahwa amalan puasa itu seperti terawang-awang sebelum seseorang membayar zakat fitrah. Lagi-lagi sebuah pesan moral luar biasa yang menegaskan bahwa latihan selama sebulan melalui puasa merasakan lapar fakir miskin harus diperlihatkan antara lain pada kewajiban membayar zakat fitrah agar semua orang bergembira dan bahagia di Hari Raya Idul Fitri. Taqabbalallahu minna wa minkum, semoga amal ibadah kita diterima Allah Subhanahu wata’ala. Amin. (*)